Survei: Hidup di Singapura Tak Lagi Mahal

Singapura.
Sumber :
  • Pixabay/Sasint

VIVA – Hidup di Singapura kini tak lagi mahal bagi ekspatriat. Berdasarkan survei biaya hidup terbaru yang dirilis Employment Conditions Abroad (ECA) Internasional, Singapura tak lagi masuk 10 besar lokasi termahal untuk hidup bagi ekspatriat. 

Dilansir dari Business Insider, Rabu 13 Desember 2017, survei yang dilakukan dua kali dalam setahun itu menjadi salah satu patokan bagi perusahaan multinasional untuk menghitung biaya hidup, hingga daya beli karyawannya saat bekerja di luar negeri. 

Singapura masih di urutan ke-21 dari sekitar 260 kota yang di dunia. Peringkat ini merupakan yang terendah sejak 2014. 

"Singapura tergelincir karena dolar Singapura lebih lemah daripada beberapa mata uang lain termasuk Shekel Israel dan Krone Norwegia serta Denmark," ujar Direktur Regional Asia ECA Internasional Lee Xiange. 

Dalam survei tersebut, kota-kota di Asia mendominasi daftar 50 kota termahal di dunia. Benua ini juga menampung beberapa kota paling murah untuk hidup ekspatriat. 

Tokyo tetap menjadi lokasi yang paling mahal di kawasan Asia Pasifik. Sedangkan, hanya empat kota Uni Eropa dan tiga kota di Amerika yang berhasil masuk dalam daftar top 50 global.

"Hong Kong sekarang memiliki biaya hidup tertinggi kedua di Asia Pasifik. Naik Posisi kelima tahun ini."

Survei ini dilakukan dengan menghitung biaya sekeranjang barang dan jasa sehari-hari yang biasanya dibeli. Tidak tidak termasuk biaya akomodasi, sewa atau utilitas. (mus)