JK: Kota Cerdas Bukan Panel-panel TV di Ruangan
- ANTARA/Widodo S Jusuf
VIVA – Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan sebutan 'kota cerdas' yang belakangan banyak didengungkan, bukan sekadar terkait pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu pengelolaan kota. Menurut JK, kota cerdas sejatinya adalah kota yang berhasil maju karena teknologi bisa digunakan secara tepat untuk mencapai prestasi itu.
"Tentang kota cerdas, tentu jangan dilihat hanya panel-panel TV di ruang operasional. Tinggal klik ini, muncul ini. Tetapi, output (hasil)-nya, bagaimana," ujar JK, saat memberi penghargaan Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) 2017 di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin, 11 Desember 2017.
JK meminta setiap daerah di Indonesia menganggap sistem kota cerdas sebagai alat untuk mengelola kota saja. Sementara, tujuan pengelolaan kota adalah tetap menyediakan wilayah yang nyaman bagi warganya untuk tinggal dan beraktivitas.
"Harus kita pikirkan bagaimana caranya mengondisikan, saat ada masalah, sudah ada solusinya. Karena ada tools (sistem kota cerdas), dan output yang jelas," ujar JK.
Penghargaan RKCI diberikan berdasarkan penilaian yang juga dilakukan Institut Teknologi Bandung (ITB). Ada 93 daerah yang dinilai. Sementara, daerah-daerah yang dianggap layak meraih penghargaan adalah Surabaya, Bandung, Semarang, Bekasi, Tangerang Selatan, Denpasar, Binjai, Manado, Yogyakarta, Kediri, Magelang, Sawahlunto, Bontang, Tual, dan Bukittinggi.
Kriteria kota yang meraih penghargaan adalah dapat mengelola berbagai sumber dayanya secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan berbagai tantangan kota menggunakan solusi inovatif, terintegrasi, dan berkelanjutan untuk menyediakan infrastruktur dan memberikan layanan-layanan kota yang dapat meningkatkan kualitas hidup warganya. Tujuan penghargaan adalah menjadi pendorong terwujudnya redistribusi pembangunan kota dan desa serta mengurangi kesenjangan antarkota di Indonesia.