Ada Holding Tambang, Tak Perlu Lagi Impor Alumina?

General Manager SDM Inalum, Moh. Rozak Hudioro.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA – PT Indonesia Asahan Aluminium, atau Inalum telah resmi didapuk sebagai induk Holding BUMN Tambang.  Sejumlah tantangan dan harapan pun menanti gebrakan perusahaan pelat merah yang sejatinya bergerak di sektor industri pengolahan alumunium ini.

General Manager SDM Inalum, Moh. Rozak Hudioro mengatakan, pihaknya  dalam jangka pendek ingin Indonesia bisa memenuhi kebutuhan bauksit di industri alumunium melalui hasil tambang dalam negeri.

Sebab selama ini, Inalum selalu menggunakan bahan baku alumina impor yang berasal dari Australia, untuk menghasilkan produk alumunium batangan, yang kemudian diolah kembali melalui pabrik turunannya.

"Produk alumina itu dibuat dari bauksit padahal bauksit itu kita punya di Kalimantan Barat, cuma belum diolah. Untuk memutuskan rantai ketergantungan (dengan Australia) itu, bagaimana kalau bauksit yang ada di Kalimantan Barat itu kita olah sendiri dan bekerja sama dengan Antam dengan teknologi China," kata Rozak dalam media gathering di Tanjung Gading, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, Selasa 5 Desember 2017.

Dia berharap, dengan adanya sinergi BUMN di Industri Pertambangan ini, rantai ketergantungan impor bauksit dari Australia itu dapat diputus. Melalui pasokan dalam negeri dan tentunya bekerja sama dengan anggota holding.

"Nanti harapannya, kami tidak membeli Alumina dari Australia lagi tapi dalam negeri. Mungkin ketergantungan bisa kita tutupi. Di sisi lain rantai (dalam negeri) itu jadi semakin tersambung," ujar dia. 

Di sisi lain, sambung dia, pihak Inalum sendiri kini hanya menghasilkan produk alumunium batangan yang konteksnya masih merupakan bahan baku hilir. Ke depan, diharapkannya melalui holding akan ada nilai tambah yang tercipta melalui hilirisasi produk tambang.
 
"Nah, kita ingin ada added value, bagaimana caranya hilirisasi juga harus dilakukan, kami sekarang sudah mulai merintis, ada pabrik billet, ada pabrik alloy (produk turunan alumunium). Yang nantinya harganya akan lebih tinggi dari alumunium batangan," ujarnya.