30-11-1981: AS dan Soviet Mulai Berunding Kurangi Nuklir
- atlanticsentinel.com
VIVA – Di tengah situasi Perang Dingin, pada 30 November 1981, perwakilan dari Amerika Serikat dan Uni Soviet membuka pembicaraan untuk mengurangi kekuatan nuklir jarak menengah (INF) mereka di Eropa. Perundingan tersebut berlangsung sampai 17 Desember, namun berakhir tanpa kesepakatan.
Dikutip dari History, melalui Strategic Arms Limitation Talk (SALT) I yang terjadi pada tahun 1972 dan SALT II (1979) sepakat mengurangi jumlah senjata nuklir strategis yang dimiliki oleh kedua negara adidaya tersebut, namun tidak menyelesaikan masalah meningkatnya jumlah senjata non-strategis yang disebut rudal nuklir jarak menengah di Eropa.
Pada tahun 1976, Soviet mulai memperbarui sistem Intermediate-Range Nuclear Force (INF) mereka dengan rudal SS-20 yang lebih baik. Sekutu NATO di Amerika meminta tanggapan AS, dan Amerika Serikat mengancam untuk menggunakan rudal pelayaran dan rudal Pershing II pada tahun 1983 jika tidak ada kesepakatan yang dapat dicapai dengan Soviet mengenai INF.
Namun, pada tahun 1981, situasinya berubah. Kekuatan no-nuke mulai menguat di Eropa barat dan ada ketakutan bahwa retorika Perang Dingin Presiden Ronald Reagan yang memanas akan menyebabkan pertarungan nuklir dengan Eropa sebagai medan perang. Amerika Serikat dan ASS sepakat untuk membuka pembicaraan mengenai INF pada bulan November 1981.
Sebelum perundingan, Presiden Reagan mengumumkan apa yang disebut "opsi nol" sebagai dasar untuk posisi AS dalam perundingan. Dalam rencana ini, Amerika Serikat akan membatalkan penggelaran rudal baru di Eropa Barat jika Soviet membongkar INF mereka di Eropa timur.
Proposal tersebut disambut dengan skeptis, bahkan oleh beberapa sekutu AS, yang percaya bahwa ini adalah taktik hubungan masyarakat yang sama sekali tidak dapat diterima oleh Soviet. Soviet menanggapi opsi nol Reagan dengan sebuah proposal rinci yang pada dasarnya menyingkirkan semua INF dari Eropa, termasuk rudal Prancis dan Inggris yang tidak tercakup dalam rencana pilihan 'zero' Reagan.
Tentu saja, rencana semacam itu juga akan membuat Eropa barat tetap tertinggal dengan kekuatan konvensional superior Soviet. Meski proposal itu tampaknya sangat realistis, dan terlepas dari upaya beberapa perunding AS dan Soviet, tapi ternyata tidak ada kompromi yang bisa dicapai. Perjanjian INF tersebut ditandatangani sampai Desember 1987, hingga akhirnya Presiden Reagan dan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev berhasil membuat sebuah rencana yang dapat diterima oleh kedua belah pihak. (one)