Respons Bank terhadap Bauran Kebijakan BI Masih Lambat

Bank Indonesia.
Sumber :
  • REUTERS/Fatima El-Kareem

VIVA – Bank Indonesia telah melonggarkan kebijakan moneternya melalui jalur suku bunga sepanjang tahun ini sebesar 175 basis poin. Keputusan bank sentral menurunkan tingkat suku bunga acuan, diharapkan dapat diikuti dengan penurunan suku bunga perbankan, khususnya suku bunga kredit.

Meskipun transmisi saat ini masih berjalan, bank sentral mengakui bahwa respons perbankan terhadap bauran moneter BI belum terakselerasi dengan maksimal. Konsolidasi perbankan yang saat ini masih terjadi, menjadi alasan perbankan cukup lambat merespons kebijakan BI.

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter, Doddy Budi Waluyo, mengungkapkan, transmisi kebijakan moneter BI kepada suku bunga dengan tenor 12 bulan jauh lebih cepat dari yang dibayangkan. Dalam dua bulan terakhir, suku bunga tenor 12 bulan berhasil turun 50 basis poin.

“Suku bunga di JIBOR, PUAB, dan operasi moneter lebih cepat dari penurunan suku bunga policy kami,” kata Doddy, dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis 19 Oktober 2017.

Meski demikian, respons perbankan terhadap penurunan suku bunga acuan BI terbilang lambat. Berdasarkan data bank sentral, keputusan bank sentral memangkas suku bunga sejak Januari hingga September sebesar 175 basis poin, hanya mampu menurunkan suku bunga deposito sebesar 160 basis poin.

“Sementara suku bunga kredit, 123 basis poin atau 62 persen dari 175 basis poin policy rate yang diturunkan,” ujarnya.

Doddy menilai, perbankan masih membutuhkan waktu untuk menyesuaikan tingkat suku bunga, baik itu suku bunga deposito maupun kredit. Maka dari itu, bank sentral memperkirakan, perbankan baru menyesuaikan penurunan suku bunga kredit secara ekspansif tahun depan.

“Studi kami masih ada gap tiga atau empat kuartal untuk suku bunga perbankan, khususnya kredit. Tapi, transmisi terus berlangsung, dengan harapan nantinya suku bunga perbankan terus turun,” katanya.