Tanjung Priok Bisa Jadi Pelabuhan Transhipment
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA.co.id – Pelabuhan Tanjung Priok diharapkan menjadi pelabuhan transhipment terbesar di antara negara kawasan. Dengan pembaharuan sejumlah fasilitas di pelabuhan tersebut, bukan tidak mungkin Tanjung Priok menjadi pelabuhan transhipment.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II, Elvyn G. Masassya menilai, Pelabuhan Tanjung Priok telah memiliki fasilitas memadai untuk menjadi pelabuhan transhipment. Apalagi, pelabuhan tersebut tengah memperbaiki pelayanan jasa kepelabuhan dari sisi sistem, fasilitas, maupun infrastruktur pelabuhan.
“Kembalinya Pelindo II melayani petikemas raksasa yakni CMA CGM Pelleas berkapasitas 10 ribu TEUs, menguatkan kesiapan dan peranan Tanjung Priok sebagai pelabuhan transhipment,” kata Elvyn, dalam Indonesian CEO Talk di The Hermitage, Jakarta, Selasa 10 Oktober 2017.
Konsep transhipment diklaim akan memotong jalur ekspor impor yang biasanya melewati wilayah Singapura maupun Malaysia. Dengan demikian, maka pengiriman dari daerah dapat dilakukan langsung dari Pelabuhan Tanjung Priok ke negara tujuan lainnya.
“Dukungan dari pemerintah sangat dibutuhkan, termasuk dukungan dari perusahaan pelayaran, pemilik kargo, dan pelabuhan Indonesia lainnya. IPC pun terus melakukan pendekatan, langkah demi langkah untuk melibatkan semua pemangku kepentingan,” katanya.
Dalam kesempatan sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, pelabuhan merupakan salah satu komponen pendukung konektivitas. Terlebih, posisi Indonesia dalam rute pelayaran dunia merupakan salah satu jalur perdagangan utama dunia.
Menhub menegaskan, pengembangan pelabuhan di Indonesia akan terus ditingkatkan hingga 2030. “Untuk itu, pengembangan peti kemas sangat diperlukan di berbagai lokasi pelabuhan,” kata Budi.