PLN Berkukuh Keuangan Perusahaan Sehat

Seorang petugas Perusahaan Listrik Negara mengawasi ketersediaan pasokan listrik nasional.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menegaskan bahwa kas keuangan perusahaan saat ini dalam kondisi yang relatif sehat. Bahkan, kinerja keuangan perseroan dalam dua tahun terakhir diklaim meningkat, dan sama sekali tidak mengalami kerugian.

“Keuangan PLN itu sehat sekali. Kinerja perusahaan 2015-2017 kenaikan tinggi. Artinya lebih baik dari sebelumnya. Kalau ada pendapatan kurang, ada optimasi di mana-mana,” kata Direktur Bisnis Regional PLN Maluku Papua, Ahmad Rofik, di Jakarta, Kamis 28 September 2017.

Sebelumnya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, melalui surat bernomor S-781/MK.08/2017, yang diterbitkan pada 17 September 2017 menyampaikan kekhawatirannya atas kondisi keuangan BUMN sektor kelistrikan tersebut, dalam memenuhi target listrik 35 ribu megawatt.

Bendahara negara itu khawatir, upaya PLN memenuhi program tersebut akan membebani keuangan negara. Sebab, menumpuk kewajiban perseroan dalam memenuhi pembayaran pokok dan bunga pinjaman. Terlebih, hal ini tidak didukung dengan pertumbuhan kas bersih operasional.

Selain itu, kas internal PLN untuk berinvestasi disebut bisa berdampak pada bergantungnya pemenuhan kebutuhan investasi PLN dari pinjaman. Baik melalui kredit investasi perbankan, penerbitan obligasi dan pinjaman dari lembaga keuangan internasional. 

Belum lagi, ditambah dengan pertumbuhan penjualan listrik yang tidak sesuai dengan target, serta kebijakan pemerintah untuk meniadakan kenaikan tarif tenaga listrik. Kondisi itu dapat berpotensi meningkatkan risiko gagal bayar BUMN sektor kelistrikan tersebut.

“Jadi sangat aman. Surat itu perhatian ke PLN agar meningkatkan kinerjanya. Karena kinerja PLN untuk negeri ini. Surat itu sangat positif buat PLN. Ada pihak yang memonitor kinerja PLN,” katanya.

Ahmad pun membantah adanya risiko gagal bayar dalam memenuhi pembayaran pokok dan bunga pinjaman utang perusahaan. Menurutnya, kas keuangan perusahaan yang sehat sama sekali tidak menjadi masalah PLN dalam melunasi pembayaran pokok dan bunga pinjaman.

“Karena keuangan PLN sehat sekali. Pinjaman PLN juga bisa sampai Rp2.000 triliun kalau mau. Artinya, keuangan PLN punya kemampuan meminjam tinggi,” tuturnya.