Mulai Berbenah, Kota Penunjang Jakarta Incar Investor Global

Ilustrasi perumahan.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

VIVA.co.id – Guna melakukan inovasi dan mengejar percepatan pembangunan di wilayah seluas 959,6 kilometer persegi, pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten mengundang investor domestik maupun global untuk menanamkan modalnya di berbagai bidang.

Hal itu dilakukan karena sektor industri menjadi penopang tumbuhnya ekonomi di daerah. Di mana sekitar 5.800 industri skala kecil maupun besar memberikan sumbangan hingga 47,5 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) .

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, guna mengejar ketertinggalan pihaknya saat ini telah dan sedang melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi disertai inovasi-inovasi baru.

Menurut dia, upaya tersebut salah satunya dilakukan dengan memperbaiki pola pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan sehingga meningkatkan pendapatan daerah. Selain itu, kami terus lakukan sosialisasi untuk menarik investor global.

“Kami terus berinovasi dan berimprovisasi juga melakukan sosialisasi baik ke dalam maupun ke luar termasuk untuk menarik investor global, misalnya bekerjasama dengan perusahaan dari luar Indonesia,” jelas Zaki dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 28 September 2017.

Zaki mengungkapkan, saat ini Kabupaten Tangerang tidak hanya terfokus pada pengembangan industri, melainkan fokus pembangunan pemukiman, perkantoran, dan komersial sehingga berpeluang untuk menarik banyak investasi.

Selain itu, lanjut Zaki, sebagai mitra strategis Jakarta, Kabupaten Tangerang dianggap memperoleh dampak baik positif maupun negatif dari pengembangan Ibu Kota, sehingga memiliki banyak peluang untuk berkembang.  

Integrasi transportasi publik

Sementara itu, Direktur Institute for Transportation and Development Policy Indonesia, Yoga Adiwinarto, mengingatkan guna mendukung minat investasi asing maupun domestik masuk ke daerah, pengembangan transportasi publik harus ikut menopang dan menjadi perhatian pemerintah.

Dengan demikian, orientasi pengembangan wilayah harus diubah, misalnya dapat dipusatkan dengan daerah-daerah yang dekat dengan kawasan transportasi publik bukan jalan tol.

"Jalan tol kini sudah tidak mampu menampung penggunanya baik dari Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Akibatnya, masyarakat harus menghabiskan waktu berjam-jam dengan kecepatan rendah," jelasnya.

Oleh karena itu, pemerintah harus memetakan area-area yang dekat stasiun Kereta Api maupun sejalur dengan rute bus. Pemerintah juga harus memberikan insentif kepada pengembang yang membangun kawasan dekat dengan transportasi publik atau turut membangun transit oriented development (TOD).

Menurut Yoga, pembangunan kota yang terintegrasi dengan transportasi publik dinilai akan memberikan multiplier effect yang besar. Tidak hanya masyarakat yang dimudahkan, namun perkembangan daerah tersebut ke depan juga akan lebih baik.