Matahari Alihkan Aset ke Pacific Rp 425 M

Sumber :

VIVAnews - PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dan PT Pacific Utama Tbk (LPPF) melakukan perjanjian pengikatan jual beli dan pengalihan aset-aset (PPJBA) senilai Rp 425 miliar. Perjanjian tersebut diakui sebagai restrukturisasi aset internal perseroan.
 
"PPJBA bukan lantas menjual bisnis, tetapi proses restrukturisasi aset," kata Direktur Komunikasi Perusahaan Matahari Putra Prima Danny Konjongian di Jakarta, Jumat malam, 9 Oktober 2009.
 
Danny menjelaskan, PPJBA merupakan kelanjutan pemisahan (split) bisnis internal Matahari. Sebelumnya, Matahari memisahkan unit bisnis supermarket dan department store.

"Nanti, aset operasional department store seperti inventory, distribusi, merchandise, prepaid list, dan sumber daya akan dialihkan dari Matahari ke Pacific Utama," ujar Danny.
 
Selanjutnya, unit bisnis Matahari akan menjadi entitas terpisah. Operasi department store Matahari akan terpisah dari Pacific Utama.

"Matahari akan mengelola bisnis dan korporat. Sementara itu, entitas lain juga akan dikelola sebagai unit terpisah," kata dia.

Setelah unit department store, pihaknya berencana memisahkan operasi bisnis lain seperti toko buku dan Timezone. "Tata kelola dan pembiayaan jadi lebih transparan, bisnis department store bisa berkembang sendiri," ujar Danny.
 
Meskipun setelah pengelolaan dialihkan ke Pacific Utama, Matahari akan memiliki 90 persen saham di Pacific Utama. Matahari akan menempatkan aset senilai Rp 425 miliar di Pacific Utama.

Saat Pacific Utama menerbitkan saham baru (rights issue), hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) akan diberikan kepada Matahari Putra Prima.

"Prinsipnya hanya memutar cash flow (arus kas). Hasil dari Pacific Utama akan kembali ke Matahari," tutur Danny.
 
Terkait rencana tersebut, Matahari akan menjelaskan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). "Kami akan memberi penjelasan dan berharap prosesnya tuntas Desember tahun ini," kata dia.
 
Saat ini, Matahari memiliki 87 department store yang tersebar di seluruh Indonesia kecuali Papua. Pertumbuhan department store per tahun mencapai 10 persen.

Pasar utama department store masih berada di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi, dengan kontribusi 35 persen terhadap total pendapatan perseroan.
 
Perseroan berniat ekspansi ke daerah dengan membangun department store. Dari belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 1 triliun pada 2010, sekitar 30-35 persen di antaranya untuk pengembangan department store.

arinto.wibowo@vivanews.com