BI Diperkirakan Tidak Utak-atik Suku Bunga Acuan 4,5 Persen
- REUTERS/Darren Whiteside/Files
VIVA.co.id – Rapat bulanan Dewan Gubernur Bank Indonesia hari ini diperkirakan tidak mengubah tingkat suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate, yang kini di level 4,5 persen. Ada beberapa alasan yang diyakini menjadi pertimbangan bank sentral untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan.
Pertimbangan pertama adalah hasil rapat dewan kebijakan (Federal Open Market Committe) Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). Meskipun kemungkinan kenaikan tingkat suku bunga acuan bank sentral AS saat ini masih di bawah 50 persen, masih ada risiko bisa memicu sentimen negatif.
“Balance sheet The Fed ini paling cepat kuartal keempat, dan harus dikurangi karena cukup besar,” kata Ekonom PT Bank Permata, Josua Pardede, saat berbincang dengan VIVA.co.id di Jakarta, Jumat 22 September 2017.
Selain dari risiko global, otoritas moneter diyakini masih menunggu dampak dari keputusan memangkas 7 Day Reverse Repo Rate pada bulan lalu. Terlebih, transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga sampai saat ini belum menunjukkan berdampak signifikan terhadap penurunan suku bunga kredit.
“BI cenderung akan mempertahankan, sambil menunggu transmisi kebijakan moneternya. Karena sejauh ini masih flat, terlihat dari indeks uang beredar,” katanya.
Pertumbuhan kredit hingga Juli tahun ini secara year on year hanya mampu tumbuh 7,9 persen. Rendahnya pertumbuhan kredit di pertengahan tahun, menjadi salah satu kekhawatiran bagi pemerintah, dalam upaya mengejar target pertumbuhan ekonomi yang dipatok 5,1 persen tahun ini. (ren)