Hiswana Migas Minta SPBU VIVO Ikuti Aturan di Indonesia

Ilustrasi
Sumber :
  • REUTERS/Morteza Nikoubazl

VIVA.co.id – Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) menanggapi munculnya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) VIVO yang beroperasi di Jalan Raya Cilangkap, Jakarta Timur. Pendatang baru di industri ritel migas ini dinilai harus fair ikuti aturan di Indonesia.

Ketua Hiswana Migas, Eri Purnomohadi mengatakan, SPBU VIVO tersebut, seharusnya dapat mengikuti peraturan secara fair. Sama halnya seperti Shell dan Total yang membuka usaha ritel di Ibu Kota Jakarta.

"SPBU ini kan bisnis ritel, bisnis ritel ini mestinya ada peraturan yang fair terhadap pemain yang sudah ada. Seperti Shell dengan Total itu kan hanya buka di Jakarta, seperti VIVO ini juga," kata Eri saat dihubungi VIVA.co.id, Kamis 21 September 2017.

Eri menegaskan, daerah ibu kota dan Jawa itu sebetulnya adalah daerah yang "gemuk" atau bagus dari sisi pasar dengan penduduk dan tentunya pembeli yang banyak. "Tapi ada daerah tertentu yang pembelinya sedikit, infrastrukturnya juga kurang, itu siapa yang harus bertanggung jawab. Masa itu harus BUMN? Terus swasta memberi peran apa? Makanya dia juga harusnya bangun dong depot," ujar dia.

Menurut Eri, pengusaha minyak yang membangun SPBU di daerah "gemuk" juga harus membangun infrastruktur di daerah terpencil, atau membangun depot.

"Memang ada kewajiban dari ESDM itu, tiga tahun itu pemegang izin niaga umum, harus membangun depot. Tapi selama ini Total dan Shell sudah berapa tahun? Enggak pernah bangun depot. Dia cuma jualan doang, kan enggak ada nilai tambah untuk RI, saya enggak benci VIVO-nya, bukan juga perusahaan asingnya, tapi harus ada sesuatu untuk republik ini, investasi untuk infrastruktur," katanya.

"Pak Jokowi kan menggalakkan infrastruktur. Nah sekarang siapa yang mau membangun depot di Saumlaki, membangun depot di Pulau Alor, siapa? Jadi harus ada something, bukan hanya pajak, tapi harus ada sesuatu yang berguna untuk masyarakat, tidak hanya di Jawa tapi bangsa Indonesia," dia menambahkan.

Penjualan bahan bakar ritel di Indonesia kedatangan pemain baru. Dia adalah PT Nusantara Energy Plant Indonesia (NEPI) yang ditengarai berkedudukan di Singapura. SPBU yang diberi nama VIVO ini sempat dibuka selama dua hari, dan kemudian ditutup kembali. SPBU ini ditutup karena urusan administrasi terkait perizinan dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) belum tuntas.