Kebiasaan Ini Ternyata Bikin Data Nasabah Bocor

Ilustrasi kartu kredit.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk, Rohan Hafas menyebutkan, kebocoran data nasabah bisa karena berbagai hal, semisal kebiasaan masyarakat dalam melakukan transaksi. Dia mengatakan, ada beberapa perilaku masyarakat yang bisa membuat data nasabah bocor ke publik.

"Kalau konsumen sering berbelanja ke mal atau toko modern, membayar pakai kartu debit atau kartu kredit, kan biasanya swap (gesek) ke mesin EDC. Itu normal tidak apa karena sudah ada peraturan dan etikanya terlindungi secara sistem," kata Rohan di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Sabtu 26 Agustus 2017.

Dia menjelaskan, salah satu yang bisa membuat kebocoran data yaitu dilakukannya swap kedua setelah swap di mesin EDC. Hal itu kerap dilakukan si kasir. 

"Tapi setelah itu, si kasir biasanya gesek lagi di keyboard komputer atau mesin cash register, nah itu tidak boleh. Jangan mau, karena itu merekam data nasabah di komputer atau hard disk PC mereka," ujar dia.

Begitu data masuk dalam hard disk, maka data nasabah akan mudah tersebar luas.

"Kalau komputer atau hard disk dikasihkan ke temannya misal, terus di-download, ya dapat itu semua data konsumen. Magnetiknya membaca data itu," tuturnya.

Untuk itu, dia berharap agar regulator menyosialisasikan maupun mengedukasi terhadap konsumen soal pentingnya data nasabah.

"Sebetulnya konsumen juga regulator sebaiknya mengedukasi lebih, kan sudah pada kehidupan sehari-hari kita semua," tuturnya.

Adanya isu kebocoran data nasabah, selama ini dirasa membuat perbankan disorot karena disebut-sebut sebagai pihak yang melakukan kebocoran data nasabah.

"Kami (bank) dan nasabah sebagai korban. Data ini pasti disebutnya dari bank karena yang punya data ini adalah bank," ucapnya.