5 Tahun Lagi, E-Commerce Diyakini Tumbuh 30 Persen
- Lazada
VIVA.co.id – Data riset dari International Data Corporation (IDC) menunjukkan, transaksi e-commerce di Indonesia tahun 2016 lalu sudah mencapai US$651,7 juta (setara Rp8,7 triliun) dan diperkirakan terus akan naik seiring perkembangan ekonomi nasional dan tren perubahan gaya hidup online. Bahkan dalam kalkulasi IDC, pasar e-commerce di Indonesia pada 2020 akan bisa mencapai US$1,8 miliar atau lebih dari Rp20 triliun.
Data ini ternyata menjadi dasar bagi para pengelola jasa pengiriman untuk mempertahankan usahanya. Salah satu yang melihat potensi pertumbuhan ini adalah SAP Express. Mereka mengaku percaya jika pertumbuhan bisnis e-commerce akan semakin pesat dalam lima tahun ke depan.
"Kami percaya, walaupun jumlah pelanggan SAP Express dari kalangan perusahaan e-commerce sudah sangat banyak, namun pertumbuhan bisnis e-commerce dalam lima tahun masih akan pesat, di atas 30 persen per tahun. Konsumen Indonesia cenderung lebih suka simplisitas dan kemudahahan dalam berbelanja sehingga belanja online akan menjadi tren gaya hidup baru yang semakin berkembang," ungkap Budiyanto Darmastono, Presiden Direktur SAP Express di Jakarta, Rabu, 23 Agustus 2017.
Gairah konsumen di Indonesia terhadap tren belanja online juga tercermin dari maraknya perusahaan-perusahaan e-commerce baik yang berbasis online shop maupun market place dalam berbagai skala usaha, termasuk kemunculan pemain-pemain besar seperti Blibli, Blanja, Lazada, Zalora, Bukalapak, Alfacart, MatahariMall, Alibaba, Tokopedia, hingga JD.ID, yang pada umumnya disambut baik oleh konsumen.
"SAP Express sendiri telah ada di semua kecamatan. Kami ingin bersinergi dengan para pengelola e-commerce dan mengembangkan pasar -commerce di Indonesia bersama-sama. Karena itu kami serius berinvestasi mengembangkan cabang hingga ke seluruh pelosok kecamatan di Indonesia, investasi ratusan armada mobil dan teknologi, sehingga pelanggan kami dari kalangan perusahaan e+commerce bisa lebih fokus pada pekerjaan branding dan marketing produk yang mereka jual," lanjut Budiyanto
Dijelaskan Budiyanto, SAP Express didukung teknologi canggih untuk memperkuat pelayanan. Ini termasuk teknologi untuk trace, tracking dan handling paket yang diantar. Dia mengklaim perusahaannya merupakan penyedia jasa pengantaran paket yang pertama memelopori pemakaian handset dan aplikasi Android bagi lebih dari 2.100 armada kurir dan pelanggannya sehingga memudahkan mobilitas kerja dan tracking paket.
"Meski baru berusia tiga tahun, SAP Express sudah bisa menyerap 2.100 kurir yang tersebar di seluruh kantor operasionalnya di Indonesia. Saya termotivasi oleh Jack Ma, pendiri Group Alibaba, yang usahanya bisa melibatkan lebih dari 500.000 orang kurir di negeri China. Saya optimis bisnis ini bisa tumbuh lebih dari 30 persen tahun ini," kata Budiyanto.