Kemenkeu Akui Sulit Kejar Target Ekonomi Tumbuh 7% di 2019
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id – Kementerian Keuangan mengakui kesulitan mengejar target pertumbuhan ekonomi di angka tujuh persen pada akhir Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional 2015-2019. Kondisi perekonomian global yang melambat menjadi alasan utama.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan, target pertumbuhan ekonomi yang dipatok Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018 di angka 5,4 persen, merupakan cerminan aktivitas ekonomi nasional pada saat ini. Sementara target pertumbuhan tahun ini, justru berada di angka 5,2 persen.
“Tahun 2018 target lebih tinggi, karena itu kondisi ekonomi kita. RPJMN di awal, tentu ada aspirasi, dan kami meletakan lagi dalam konteks di tahun ini 5,2 persen, dan 5,4 persen untuk tahun depan,” kata Suahasil, dalam konferensi pers, Jakarta, Senin 21 Agustus 2017.
Pemerintah, ditegaskan Suahasil, pun telah berhasil mengubah tren pertumbuhan ekonomi dalam dua tahun terakhir menjadi membaik. Padahal sebelumnya, aktivitas ekonomi nasional tercatat mengalami kelesuan, usai digempur ketidakpastian global.
“Pertumbuhan ekonomi di 2015 4,9 persen, dan tahun 2016 tumbuh 5 persen. Tahun ini harapan 5,2 persen. Paling penting adalah kita bisa mengubah tren yang sudah turun sejak 2011, di tengah ketidakpastian,” ujarnya.
Menurut Suahasil, Indonesia menjadi satu diantara negara-negara yang berhasil melewati persoalan fluktasi harga komoditas, ketidakpastian ekonomi negara maju, serta kondisi negara-negara mitra dagang utama.
“Dalam situasi pelemahan harga komoditas, ketidakpastian mitra dagang utama seperti China, kita berhasil ubah, dan ini menjadi sesuatu yang harus kita pertahankan,” ujarnya.