Kenapa Pemerintah Pede Pertumbuhan Ekonomi Tinggi di 2018

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Sumber :
  • Chandra Gian Asmara/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Pemerintah mematok target pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018 di angka 5,4 persen. Proyeksi tersebut, merupakan batas tengah dari yang sebelumnya dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat di rentang 5,2-5,6 persen.

Meskipun targetnya terlihat sangat optimistis, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, proyeksi pertumbuhan yang ditetapkan pemerintah tahun depan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian. Salah satunya terkait sumber penopang pertumbuhan ekonomi yang diandalkan pemerintah.

“Dengan mempertimbangkan proyeksi penunjang ekonomi yang mengalami positif,” kata Ani, sapaan akrab Sri Mulyani Indrawawti, dalam konferensi pers, Jakarta, Senin 21 Agustus 2017.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengaku yakin, pembentukan tetap modal bruto atau investasi dan ekspor Indonesia tahun depan bisa kembali tumbuh untuk menopang perekonomian. Investasi diperkirakan tumbuh 6,3 persen, sementara kinerja ekspor nasional diproyeksikan berada di angka 5,1 persen.

“Sementara konsumsi rumah tangga, kami perkirakan tetap stabil di 5,1 persen tahun depan,” kata Ani.

Proyeksi itu ditegaskan pula telah mempertimbangkan kondisi perekonomian global tahun depan yang mulai mengalami pemulihan. Hal ini tercermin dari proyeksi sejumlah lembaga internasional terhadap pertumbuhan ekonomi tahun depan, yang menunjukkan sedikit optimisme. “Dunia akan relatif stabil, sehingga kita bisa ekspor,” tambahnya.

Sebagai informasi, berdasarkan data Kementerian Keuangan, Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahund depan di angka 5,3 persen. Sementara proyeksi Bank Dunia (World Bank) di angka 5,3 persen, Bank Pembangunan Asia (ADB) 5,3 persen, dan OECD di angka 5,2 persen.