Ketua ATSI Bicara Soal Efisiensi di Industri Telekomunikasi

Ketua Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia, Merza Fachys.
Sumber :
  • Agus tr

VIVA.co.id – Setiap perusahaan akan menemui masa ketika efisiensi harus dilakukan, termasuk industri telekomunikasi. Bahkan efisiensi di industri tersebut diyakini tidak bisa dihindari.

Ketua Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI), Merza Fachys, mengatakan efisiensi di industri tersebut merupakan suatu tuntutan yang terjadi dalam sebuah proses berbisnis. Bahkan tuntutan tersebut kerap berulang. 

"Kalau efisiensi mengarah pada PHK, itu keputusan masing-masing perusahaan. Ibaratnya kalau nafas sudah berat, itu artinya harus mencari topangan yang nafasnya lebih panjang," kata dia, Senin 7 Agustus 2017.

Pernyataan Merza tersebut mengomentari tren di industri teknologi informasi di dunia yang cenderung mengurangi jumlah pekerja karena tergantikan oleh teknologi yang makin canggih. Ditambah pergeseran preferensi konsumen yang kian dinamis.

Selain itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara juga mendorong operator telekomunikasi untuk berkonsolidasi. Oleh karena itu, Merza meminta semua pihak untuk menilai ke dalam perusahaan sendiri, apakah membutuhkan konsolidasi atau tidak.

Rudiantara memang memberikan saran agar operator telekomunikasi berkonsolidasi. Di era digital ini, operator telekomunikasi diperkirakan mengalami kerugian akibat tidak bisa beradaptasi dengan teknologi yang semakin cepat berkembang. Konsolidasi dianggap satu-satunya cara untuk memangkas kerugian tersebut.

Sebelumnya, praktisi industri TIK, Hermawan Susanto, menilai efisiensi sebagai hal yang bisa dimaklumi di industri TIK. Semua dikarenakan TIK menuntut perubahan berkelanjutan, yang kemudian berimbas pada pengurangan tenaga kerja.

"Industri teknologi adalah industri yang paling dinamis dengan banyak perubahan yang terjadi secara berkelanjutan. Pelakunya juga harus mampu bergerak dinamis mengikuti tren perubahan teknologi," kata Hermawan.

Hermawan melihat efisiensi merupakan cara tersendiri dari pelaku industri, terutama untuk berinvestasi di bidang yang lebih sesuai dengan prediksi di masa depan. Ada tren yang berubah dan waktu perubahannya tak menentu di industri TIK.