Pengantin Baru Gagal Bulan Madu di AS karena Suami Muslim

Pemeriksaan keamanan di seluruh bandara AS. Prosesnya lebih ketat, melelahkan dan memakan waktu lama.
Sumber :
  • REUTERS/Andrew Burton/File Photo

VIVA.co.id – Rencana bulan madu pasangan pengantin baru ini hancur berantakan setelah mereka ditahan di bandara Amerika Serikat selama 26 jam dan dideportasi, hanya karena mempelai laki-lakinya adalah seorang Muslim.

Natasha Politakis (29 tahun) dan suaminya Ali Gul (32 tahun), membayar biaya perjalanan sebesar 7.000 poundsterling untuk menghabiskan dua minggu bulan madu mereka ke Los Angeles, Hawaii dan Las Vegas.

Bukannya bersenang-senang, mereka terpaksa menghabiskan lebih dari satu hari di bandara LAX Los Angeles, sebelum ditolak masuk sepenuhnya dan terbang kembali ke Inggris.

Selama di tempat penahanan sementara, mereka tak boleh mandi dan semua barangnya disita. Mereka hanya diberi kesempatan untuk menggunakan telepon sesaat sebelum kembali ke Inggris.

Ketika mencoba mencari tahu mengapa mereka ditahan, petugas berwenang malah memborgol dan membawa mereka ke penerbangan kembali ke London. Meski tidak diberitahu mengapa ditolak masuk, Natasha menduga hal itu karena suaminya memiliki nama Muslim dan berasal dari Turki. Meskipun Ali sebenarnya adalah orang Inggris dan memegang paspor Inggris.

"Saya benar-benar terkejut ini terjadi. Kami baru saja menikah, kami dalam perjalanan menuju bulan madu dan tidak pernah menyangka bahwa kami akan dideportasi," kata Natasha, seperti diberitakan Metro, Rabu 26 Juli 2017.

"Kami diperlakukan seperti penjahat, padahal kami memiliki semua dokumen yang relevan dan menjawab semua pertanyaan mereka. Sejak Trump terpilih, mereka melihat namanya, mengira dia beragama Islam dan tidak memperbolehkannya masuk," tuturnya.

Meski gagal berlibur di Amerika, pasangan itu berhasil berbulan madu di menit-menit terakhir ke Meksiko sebagai gantinya. Saat ini mereka dalam proses mengajukan ganti rugi kepada pihak asuransi. "Yang kita inginkan adalah jawaban mengapa seluruh perjalanan kami hancur," ujar Natasha. (ase)