2022, Layanan 5G Hadir di Indonesia

Ericsson prediksi 5G masuk ke Indonesia pada 2022.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Afra Augesti

VIVA.co.id – Ericsson Indonesia memperkirakan layanan 5G akan hadir di Indonesia pada 2022. Ericsson memprediksi penerapan awal layanan penerus 4G itu akan menghasilkan sekitar 28 juta pelanggan 5G pada 2022.

Vice President & Head of Network Product Unit Ericsson Indonesia dan Timor Leste, Ronni Nurmal menuturkan, ketersediaan spektrum baru serta pengembangan beragam kegunaan yang inovatif akan membantu percepatan penerapan layanan 5G di seluruh kawasan Asia Tenggara dan Oseania, khususnya Indonesia.

"Sebenarnya, pelan-pelan saat ini regulator (Indonesia) sudah mulai melihat standardisasi URC (Ultra-Reliable Communication) 19. Nantinya spektrum-spektrum mana saja yang di-cover pakai 5G. Regulator kita ngikutin kok, mana saja yang berpotensi untuk menjadi 5G, jadi jangan dipakai dulu untuk aplikasi lain," ujarnya di kawasan Jakarta Pusat, Kamis 6 Juli 2017.

Saat ini, kata Ronni, kegunaan inovatif layanan 5G di Indonesia meliputi perbankan, belanja, transportasi dan perjalanan daring. Namun, saat ini pasar di Indonesia masih terus didominasi oleh aplikasi seluler luar negeri. Selain itu, data Ericsson mencatat hanya ada 12 persen dari total 100 aplikasi dibuat penyedia aplikasi lokal atau regional.

"Ini bisa jadi peluang bisnis bagi operator seluler dengan potensi untuk berkembang lebih jauh menjadi kegunaan baru sebagai bagian dari upaya untuk mewujudkan Indonesia yang lebih digital, seperti misal perangkat terhubung IoT (Internet of Things)" ucap Ronni.

Pada akhir 2016, perangkat segmen IoT untuk jangkauan pendek akan menjadi tipe utama dari perangkat yang terhubung dengan IoT di Asia Tenggara dan Oseania. Tren ini, kata Ronni, akan diikuti oleh perangkat seluler. Pada 2022, segmen IoT jangkauan pendek maupun seluler, diperkirakan akan bertahan pada posisinya saat ini.

"Penyedia layanan seluler yang memanfaatkan peluang IoT untuk segmen perusahaan perlu mempertimbangkan  peluang bisnis dan kebutuhan konektivitasnya agar bisa menerapkan infrastruktur yang tepat, baik untuk IoT short range maupun konektivitas 5G," papar Ronni.