Jurus Jababeka Ubah 'Kawasan Pabrik' Jadi Kota Hunian
- Istimewa
VIVA.co.id – Kota Jababeka terus melengkapi kawasannya, dengan berbagai fasilitas yang diperlukan para investor maupun penghuninya. Beragam fasilitas tersebut, mulai dari infrastruktur, hunian eksklusif, pusat-pusat komersial, serta sejumlah fasilitas penunjang lainnya. Ini merupakan jurus Jababeka untuk mengubah statusnya, dari “zona pabrik” menjadi kota hunian yang terintegrasi.
Hal ini sejalan dengan rencana besar Kota Jababeka, yang akan bertransformasi dari kawasan perindustrian menjadi kawasan pemukiman prestisius dan hub komersial yang saling terintegrasi dengan kawasan-kawasan di sekitarnya.
Selain kawasan industri, berbagai produk properti telah dikembangkan di sini. Sekadar menyebut, Jababeka Golf Course & Country Club, fasilitas pendidikan President University, stadion, pusat perbelanjaan, gedung serbaguna Jababeka Convention Center, sarana olahraga di Botanical Garden.
Serta, tidak ketinggalan senior living dan beberapa rumah sakit berkelas, yang secara keseluruhan akan terkoneksi dengan fasilitas transportasi seperti Commuter Line, Bis, dan tiga akses tol untuk mendukung mobilitas menuju Kota Jababeka.
Kota Jababeka yang dikembangkan sejak 1989 silam itu, juga sedang mempersiapkan kawasan-kawasan bisnis dan hunian seluas 180 hektare di Cikarang, yaitu Jababeka Golf City. Kawasan Golf City dirancang untuk mengedepankan konsep kenyamanan, keamanan, dan kemewahan ala golf residential yang terintegrasi dengan fasilitas bisnis dan komersial seperti superblok Plaza Indonesia Jababeka yang pembangunannya ditargetkan selesai pada 2019 mendatang.
Plaza Indonesia Jababeka seluas 12 hektare ini merangkum pusat belanja, dua hotel berklasifikasi bintang lima, kapel pernikahan, ruang konvensi, service apartment, sembilan menara apartemen strata, dan gedung perkantoran.
Mayfair Estate & Parklands sendiri merupakan hasil kolaborasi antara PT Plaza Indonesia Realty Tbk, dan PT Grahabuana Cikarang, anak perusahaan PT Jababeka Tbk. Saat ini, tahap pemancangan sudah selesai dan berlanjut ke tahap pembangunan struktur bangunan.
Kota Jababeka juga akan kembali melengkapi sebuah area komersial, sekaligus tempat hangout terlengkap pertama di Cikarang, yaitu Hollywood Junction. Memiliki total luas area sebesar 8.000 meter persegi dan bangunan 3.500 m2, lifestyle center seluas dua hektare ini dirancang dengan konsep semi terbuka (alfresco dining) yang merangkum hingga 20 tenants, lengkap dengan amphitheater, sociality store, salon, dan supermarket.
Termasuk, berbagai fasilitas kuliner dan restoran di Hollywood Junction dengan tenant-tenant ternama, seperti J.Co, Bread Talk, Sapo Oriental, Sate Khas Senayan, KFC, D’Cost, Bari Uma Ramen dan Solaria.
Untuk fasilitas komersial lainnya, hingga saat ini berdiri sembilan hotel di Kota Jababeka, seperti Holiday Inn, Horison, Fave Hotel, Batiqa, dan beberapa hotel lainnya. Termasuk, yang dikembangkan perseroan seperti President Executive Club (PEC). Pada tahun ini juga mulai beroperasi hotel bintang empat asal Jepang, yaitu Celecton Cikarang Jababeka.
Beragam konsep pengembangan kawasan lainnya yang akan digarap antara lain area Auto City yang meliputi rencana pembangunan sirkuit balap, hasil kerja sama dengan Rifat Sungkar, showroom, bengkel-bengkel spesialis, serta pengembangan area hiburan theme park dan water park.
Selanjutnya, kawasan terpadu berteknologi layaknya Silicon Valley>>>
Kawasan terpadu berteknologi layaknya Silicon Valley
Teranyar, PT Jababeka Tbk, melalui anak usahanya PT Grahabuana Cikarang berencana menjadikan kawasan industri di Cikarang sebagai kawasan terpadu berteknologi layaknya Silicon Valley di Indonesia.
Rencana ini bakal terwuju,d setelah perseroan melakukan kesepakatan kerja sama dengan PT Zoomy Media Indonesia. Nantinya, seluruh perangkat berteknologi tinggi, termasuk big data center perusahaan-perusahaan multinasional yang bakal dibangun di wilayah Jababeka.
“Melalui kerja sama ini, kami ingin menciptakan ekosistem yang baik, yang dapat mengakomodir berbagai keperluan TI dan e-commerce di Jababeka,” ungkap Sutedja Sidarta Darmono, presiden direktur PT Grahabuana Cikarang, seperti dikutip dari keterangannya, Jumat 2 Juni 2017.
Meski pengembangan kawasan terus berjalan, kelestarian lingkungan tidak luput dari perhatian Jababeka. Bersama Greenbelt Resources Corporation, Jababeka akan mengolah sebanyak 40 ton sampah per hari.
Sampah organik akan dikelola dengan manajemen zero waste strategy menjadi sejumlah produk seperti bioethanol, pakan ternak, pupuk, dan air difusi yang dapat dikomersilkan. Proyek bernama JababECO ini ditargetkan dapat menghasilkan 500 ribu galon bioethanol, serta pakan ternak dan pupuk cair.
Saat ini, Cikarang hanya terpaut 35 kilometer dari Jakarta, atau dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Selain itu, berbagai infrastruktur transportasi bertaraf internasional juga tersedia di sekitar wilayah Cikarang, seperti Bandara Halim Perdanakusuma, Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Internasional Kertajati yang akan dibuka tahun 2019, Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Patimban yang akan selesai akhir tahun 2017.
Selain dapat diakses melalui dua pintu tol, yakni KM 31 Cikarang Barat dan KM 34,7 Cibatu, Kota Jababeka juga sangat dekat dengan dua stasiun kereta api yang nantinya akan dilintasi Commuter Line, yakni stasiun Lemahabang dan stasiun Cikarang.
Bahkan, stasiun Cikarang nantinya akan menjadi hub station untuk kereta-kereta dari Jawa dan Bandung, termasuk rencana pembukaan pintu tol KM 29 yang direncanakan akan dilakukan di tahun 2017 menuju Kota Jababeka.
“Kita sangat diuntungkan, karena pemerintah saat ini memfokuskan pengembangan infrastruktur di timur Jakarta, termasuk area Jababeka, seperti rencana pembangunan dua stasiun Commuter Line Jabodetabek di Cikarang Utara, dekat Kota Jababeka. Termasuk, jalur MRT (mass rapid transit), LRT (light rail transit), dan kereta cepat (high speed train), Cikarang,” kata Sutedja
Karena itu, dia berharap, pengembangan demi pengembangan yang telah dan akan dilakukan Kota Jababeka sebagai kawasan kota mandiri nantinya, mampu mentransformasikan citra dari Kota Jababeka yang selama ini telah melekat sebagai kawasan industri modern yang terlengkap dan terbesar menjadi kawasan residensial terpadu yang potensial sekaligus eksklusif.
Matangnya kawasan Kota Jababeka, yang memiliki bentang kota terintegrasi mencakup lebih dari 5.600 hektare ini telah menjadi magnet tersendiri bagi investor lokal dan internasional, bahkan developer lain pun menanamkan investasinya. Selain PT Plaza Indonesia Realty Tbk, tercatat PT PP Property Tbk turut mendirikan joint venture bersama Jababeka dalam proyek apartemen Riverview Residences yang meliputi empat tower dan area ritel berupa Mall Jepang dan enam tower apartemen.
Untuk pengembang (developer) internasional, Jababeka dan Longlife Holdings asal Jepang mendirikan proyek Senior Living @D’Khayangan di kawasan. Ada juga developer yang membeli lahan di Jababeka, seperti PT. HK Realtindo untuk proyek apartemen Enviro, PT Mustika Land untuk apartemen Mustika Golf Residences, dan Selaras Land untuk proyek Grand Valore Condominium.
“Kawasan industri Jababeka dan sekitarnya terus berkembang, sehingga Cikarang menjadi magnet yang sangat kuat bagi perkembangan ekonomi wilayah ini. Secara lokasi jelas bahwa lokasi ini masih jauh dari sisi jenuh dan sedang berada dalam fase pertumbuhan. Rencana pembangunan infrastruktur yang sudah dan akan terealisasi, merupakan nilai tambah yang tinggi dalam investasi kami, selain adanya kemauan keras dan konsep kuat dari Jababeka dalam menggarap segmen residensial dan komersialnya,” papar David Sudjana, direktur utama Mustika Land Development (Mustika Golf Residences).
Hal senada juga diungkapkan Alvin Jusuf, Partner Bari Uma Ramen yang merupakan salah satu tenant pusat kuliner Hollywood Junction. “Kawasan Jababeka memiliki potensi besar karena banyaknya pengembangan infrastruktur, residensial, dan komersial. Karena pengembangan tersebut, Jababeka berhasil menarik investor luar, sehingga penduduk kawasan Jababeka semakin beragam dan akan lebih terbuka dengan restoran asing. Dengan adanya rencana penambahan mal baru kami akan tertarik untuk membuka outlet lainnya” tambah Alvin.
Sementara itu, Patricia Susanto, chief executive officer The Jakarta Consulting Group menilai pengembangan pada kawasan Jababeka sudah komprehensif. “Pengembangan kawasan Jababeka masih berjalan, dengan adanya pembangunan seperti Plaza Indonesia Jababeka dan berbagai fasilitas pendidikan untuk seluruh usia, nilai kawasan ini akan meningkat dan sebagai investasi jangka panjang pasti menguntungkan,” ujarnya.
Melihat gencarnya pengembangan residensial dan komersial yang dilakukan PT Grahabuana Cikarang, tentunya menjadi kesempatan emas bagi para investor maupun end user yang ingin berinvestasi di Kota Jababeka.
Terlebih, Kota Jababeka menawarkan tiga keuntungan dalam setiap produk yang ditawarkan, yaitu capital gain sebesar 20 persen per tahun, rental yield hingga 12 persen, serta pembangunan berbagai fasilitas yang terus bertambah, sehingga menjadikan Kota Jababeka sebagai kota mandiri yang potensial untuk berinvestasi, sekaligus nyaman untuk dihuni.
Berikutnya, intergrasi lewat transportasi>>>
Integrasi lewat transportasi
Sutedja mengungkapkan, berbagai infrastruktur transportasi dari Jakarta, saat ini mulai mengarah ke Cikarang. Salah satunya pembangunan LRT yang rencananya akan terkoneksi melalui Jakarta - Bekasi Timur dan selanjutnya menuju ke Cikarang pada tahun 2018 mendatang.
Diakui Sutedja, di kawasan Jababeka saat ini memang baru tersedia commuter line dengan kapasitas double track, namun dalam waktu dekat status tersebut bakal meningkat menjadi double double track.
“Pembangunan tersebut diharapkan tahun ini selesai, karena pembebasan lahan sebagian besar sudah selesai, tinggal construction double track-nya saja yang akan dibuat double double track,” ujarnya.
Menurut Sutedja, jika pembangunan double double track tersebut selesai, selanjutnya Jababeka akan mengembangkan sebuah sistem moda transportasi dengan konsep automated people mover concept.
“Konsep ini nantinya merangkum pusat stasiun atau terminal dengan sistem bus feeder dari dan menuju Jakarta, Bandung, serta moda transportasi di dalam kota Jababeka yang saling terkoneksi dengan berbagai sistem transportasi,” jelas Sutedja.
Sementara itu, General Manager Corporate Marketing PT Grahabuana Cikarang, Handoyo Lim, menuturkan, prospek bisnis di Kawasan Cikarang beberapa tahun ke depan akan sangat atraktif, menyusul terus berkembangnya kawasan tersebut.
“Kawasan Cikarang ibarat Serpong sepuluh tahun lalu. Cikal bakal akan booming-nya properti di sini, bahkan sudah dirasakan sejak tahun lalu. Terbukti, di saat banyak perusahaan properti yang tidak dapat memenuhi target mereka, sejumlah pengembang di Kawasan Cikarang seperti Jababeka, Lippo Cikarang, dan Delta Mas justru sedang menikmatinya,” ujar Handoyo.
Menurutnya, kondisi tersebut sekaligus membuktikan, jika pengembangan kawasan Cikarang ke depannya akan berlangsung dengan cepat sekali, karena ada tiga developer besar yang bergabung membangun kawasan ini.
“Dengan saling terkoneksinya kawasan Lippo Cikarang, Delta Mas, dan Jababeka dalam satu kawasan, maka akan menjadi sebuah kota besar yang dapat menghidupkan jutaan orang,” jelas Handoyo.
Handoyo menambahkan, Kawasan Industri Jababeka juga termasuk kawasan yang ditunjuk pemerintah untuk menjalankan program Kemudahan Layanan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK) yang diluncurkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI.
Melalui program KLIK ini, investor yang mengantongi izin prinsip, atau izin investasi, diperkenankan untuk langsung memulai konstruksi pabriknya sambil mengurus izin-izin lain izin lain seperti Izin Mendirikan Bangunan, Izin Lingkungan—amdal, UKL/UPL, dan berbagai izin pelaksanaan daerah.
Pelaksanaan program ini didukung dengan sudah tersedianya cabang institusi pemerintah di dalam kawasan industri Jababeka, seperti Kantor Pelayanan Pajak Pratama, Polresta Bekasi, serta Makorem TNI AD. (ren)