Hingga April 2017, Utang RI Bengkak Jadi Rp3.667,41 Triliun

Ilustrasi peningkatan utang luar negeri Indonesia.
Sumber :
  • Halomoney

VIVA.co.id – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan, posisi utang pemerintah saat ini masih relatif aman dibandingkan negara-negara lainnya. Posisi utang pemerintah, pun tidak perlu dikhawatirkan ataupun dibesar-besarkan.

"Utang kita bagaimanapun tidak termasuk kategori tinggi diantara negara-negara di dunia," tegas Darmin saat ditemui di gedung Badan Pemeriksa Keuangan, Jakarta, Jumat 26 Mei 2017.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, utang pemerintah pusat sampai April 2017 sebesar Rp3.667,41 triliun, atau meningkat sebesar Rp16,37 triliun dibandingkan bulan lalu. 

Naiknya utang pemerintah pusat tersebut berasal dari penerbitan surat berharga negara (SBN) sebesar Rp19,85 triliun dan berkurangnya pinjaman sebesar Rp3,49 triliun.

Lalu, penambahan utang neto tahun 2017 sampai dengan April, adalah sebesar Rp156,25 triliun yang berasal dari kenaikan SBN sebesar Rp152,08 triliun dan pinjaman sebesar Rp4,17 triliun. 

Kemudian, pada posisi pada April menunjukkan, utang pemerintah secara keseluruhan tersebut terdiri dari SBN sebesar Rp2.932,69 triliun, dan pinjaman sebesar Rp734,71 triliun.

"Kalau dilihat dengan negara lain, kita termasuk negara berutang yang tidak bermasalah. Utang kita memang 30 persen dari PDB (produk domestik bruto). Sementara banyak negara 100-200 persen," ujarnya.

Sebagai informasi, indikator risiko utang pada April menunjukkan rasio utang dengan tingkat bunga mengambang sebesar 11,4 persen dari total utang. Sementara dalam hal risiko tingkat nilai tukar, rasio utang dalam mata uang asing terhadap total utang adalah sebesar 42 persen. (adi)