24-5-1943: Dokter Pencabut Nyawa di Kamp Yahudi
- Reuters/Kuba Ociepa
VIVA.co.id – Pada 74 tahun lalu, seorang dokter Nazi bernama Josef Mengele mengukir sejarah kelam bagi kemanusiaan. Ini terkait dengan aksi Mengele atas para orang Yahudi di kamp konsentrasi tahanan Nazi di Auschwitz, Polandia, semasa Perang Dunia Kedua.
Menurut laman History, Mengele – yang waktu itu berusia 32 tahun – diketahui adalah seorang dokter yang tertarik pada Ilmu Filsafat dan belajar dari Alfred Rosenberg sehingga sangat terpengaruh dengan teori rasial. Dia bergabung dengan Partai Nazi pada tahun 1934 dan menjadi bagian dari Institute for Hereditary Biology and Racial Hygien, institut penelitian yang didirikan sebagai bagian dari propaganda Nazi pada saat itu.
Dengan profesi sebagai dokter, alih-alih menjadi penyelamat nyawa, Mengele justru menjadikan manusia yaitu para Yahudi yang kala itu ditahan menjadi kelinci percobaan. Kamp konsentrasi Auschwitz dalam sejarah dicatat menjadi bukti kekejaman dan pembantaian umat manusia oleh Adolf Hitler. Mengele lalu diberi julukan “Malaikat Kematian”.
Mengele menamakan proyeknya pada saat itu dengan "Groundbreaking" yang bereksperimen dengan tubuh dan nyawa para tahanan. Dia kerap menyuntikkan zat-zat berbahaya. Ribuan tahanan disebut disuntikkan zat-zat kimia dan Mengele bereksperimen cara membuang dan memisahkan organ tubuh dan bereksperimen cara memisahkan bayi kembar dengan cara tidak aman.
Pascaperang, Mengele diketahui melarikan diri. Dia sempat menyamar menjadi petani di Bavaria kemudian kabur ke Amerika Selaan. Lalu tak lama menjadi warga negara Paraguay pada tahun 1959 dan kemudian pindah ke Brasil hingga bertemu dengan mantan anggota Partai Nazi, Wolfgang Gerhard.
Tahun 1985, seorang pria yang bernama Gerhard ditemukan tewas akibat serangan stroke. Namun menurut rekam jejak gigi yang dimiliki, pria tersebut diduga kuat adalah Mengele.
Kisah Mengele ini pernah diangkat menjadi film yang berjudul Boys from Brazil. (ren)