Jokowi Benarkan Pertumbuhan Ekonomi RI 'Ketiga Dunia'
- Twitter Presiden Joko Widodo
VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo kembali menyinggung soal capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menempati posisi ketiga dunia. Padahal pernyataan Jokowi ini sempat mendapat kritik pedas dari kolumnis Jake Van Der Kemp.
Jake adalah kolumnis ekonomi di media massa Hong Kong bernama South China Morning Post.
Presiden Jokowi membenarkan kata-katanya yang sempat mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia ada di nomor ketiga dunia.
"Iya pertumbuhan ekonomi kita baik, seperti tadi yang disampaikan Pak Menko Maritim (Luhut Binsar Pandjaitan), nomor tiga di dunia, di antara negara-negara G-20. Iya benar," tegas Presiden Jokowi, di TMII Jakarta Timur, Kamis 4 Mei 2017.
Dalam pemaparannya saat kunjungan ke Hong Kong akhir pekan lalu, Presiden Jokowi memaparkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di urutan ketiga, di bawah India dan China.
Namun paparan yang disampaikan Jokowi tersebut dibantah oleh Jake. Ia kemudian menulis opini menulis di South China Morning Post yang berjudul "Sorry President Widodo, GDP Rankings are Economists Equivalent of Fake News" dan menjadi viral di media sosial.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani langsung membantah tulisan Jake. Menurut Sri, yang dimaksud Jokowi adalah bukan urutan ketiga dunia, tetapi urutan ketiga diantara negara-negara G20.
Sebab jelas Sri, dalam slide yang dipaparkan Presiden Jokowi tertera pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah yang ketiga diantara negara-negara G20.
"Ya ini kan tidak klaim bahwa paling tinggi seluruh dunia. Beliau (Jokowi) mengatakan di dalam negara-negara G20 emerging market," katanya.
Berdasarkan data OECD, capaian tertinggi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2016 untuk negara G-20 adalah India sebesar 7,44 persen, kemudian diikuti oleh China sebesar 6,66 persen dan Indonesia berada pada urutan ketiga yaitu sebesar 5,04 persen. Sementara itu, capaian pertumbuhan dunia keseluruhan mencapai 2,94 persen.