Mendag Berharap Harga Minyak Goreng Curah Turun
- VIVA.co.id/Shintaloka Pradita Sicca
VIVA.co.id – Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, memanggil semua pemilik perusahaan perkebunan dan pengolahan minyak sawit untuk menanyakan komitmen mereka menyediakan kebutuhan minyak goreng nasional. Langkah ini sebagai bentuk terobosannya agar harga minyak goreng stabil.
Sejumlah CEO perusahaan perkebunan sawit dan produsen minyak goreng hadir dalam acara ini, seperti Franky Widjaja dari Sinar Mas, Fransiskus Welirang dari Indofood, Peter Sondakh dari Rajawali, dan perwakilan perusahaan sawit lainnya seperti Asian Agri, Wilmar, Astra Agro Lestari, serta Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit.
"Harga minyak goreng sudah mulai turun, namun belum menyeluruh di seluruh Indonesia, hingga ke pasar tradisional, mencapai harga yang ditetapkan pemerintah. Saya minta pemilik perkebunan sawit, dan produsen minyak goreng ikut menjaga kesepakatan harga minyak goreng curah yang telah ditetapkan pemerintah," ujar Enggar di Kantor Kementerian Perdagangan Jakarta pada Senin, 17 April 2017.
Sejak ditetapkannya HET, harga rata-rata nasional minyak goreng curah per 13 April sebesar Rp11.512 per liter atau turun 3,37 persen dari harga rata-rata nasional Maret yang mencapai Rp11.914 per liter.
Di sejumlah daerah harga minyak goreng curah bahkan berada di bawah Rp10.500 per liter. Hal itu terjadi di Kendari, Palangkaraya, Medan, dan Palembang.
Sedangkan di beberapa wilayah, seperti di Gorontalo, Jayapura, dan Manokwari harga masih cukup tinggi di kisaran Rp13 ribu-Rp14 ribu per liter.
Sementara tercatat kebutuhan minyak goreng kemasan sederhana per bulan ada sekitar 9,22 juta liter, yang sebelumnya akan dipenuhi dari Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia 2,10 juta liter, dan Asosiasi Industri Minyak Makanan Indonesia 1,8 juta liter (menyesuaikan dengan kapasitas packing line).