Reksadana Ini Bisa Jadi Rekomendasi Investor Pemula

Bursa Efek Indonesia.
Sumber :
  • Antara/Puspa Perwitasari

VIVA.co.id – PT Avrist Asset Management menargetkan hingga akhir 2017, dapat mencapai pertumbuhan Asset Under Management, atau AUM sebesar Rp1,5 triliun. Perolehan ini meningkat, jika dibandingkan dana kelolaan pada tahun lalu yang sebesar Rp800 miliar.

Director Avrist Asset Management, Hanif Mantiq mengatakan, target AUM tahun ini ditopang dari reksadana yang telah ada, maupun dari peluncuran reksa dana baru. Pada April 2017, perusahaan akan meluncurkan tiga produk terbaru, di antaranya, reksadana pasar uang, reksadana saham, dan reksadana terproteksi.

Untuk reksa dana pasar uang (Avrist ada kas mutiara) ini, menurut Hanif, rencananya akan diluncurkan pada 12 April 2017, dengan underlying mayoritas obligasi korporasi yang jatuh tempo di bawah satu tahun.

"Pemilihan tersebut, didasarkan kepada kondisi tingkat suku bunga deposito yang semakin turun, karena inflasi yang cukup rendah di kisaran 3-4 persen," ujarnya, saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin, 10 April 2017.

Sementara itu, reksadana saham (Avrist ada saham blue safir), kata Hanif, akan diluncurkan pada 12 April dengan underlying mayoritas saham - saham unggulan yang berkapitalisasi besar dan menengah. Pemilihan tersebut didasarkan pada kondisi pasar selama lima tahun terakhir yang mengalami konsolidasi akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi.

"Ke depannya, kami memandang pertumbuhan ekonomi naik di atas lima persen dan penurunan biaya dana perusahaan akan menaikkan valuasi dan kapitalisasi pasar dari saham - saham blue chip (unggulan)," tuturnya.

Kemudian, terkait reksa dana terproteksi (Avrist dana terproteksi spirit 1), ia menambahkan,  peluncurannya akan dilakukan pada April 2017 dan hanya dijual terbatas sebesar maksimal Rp100 miliar.

Reksadana terproteksi ini akan diharapkan bisa memberikan indikasi bagi hasil korporasi subordinasi Bank Bukopin yang diharapkan bisa memberikan indikasi bagi hasil net 9,5 persen per tahunnya untuk pada investor.

"Investor dapat melakukan pembelian minimal sebesar Rp50 juta dan boleh melakukan redemption (penarikan dana) di reksadana terproteksi ini, setelah satu tahun," tuturnya.

Selain itu, pihaknya juga sedang menyiapkan produk reksadana lainnya, yaitu reksadana pasar uang syariah dan reksadana berbasis sukuk untuk kebutuhan pada investor yang hanya bisa berinvestasi di reksadana syariah.

Reksadana pasar uang syariah, kata Hanif, sengaja dipilih dengan pertimbangan jumlah reksadana pasar uang syariah yang tersedia di pasar masih sedikit, terutama yang dapat ditawarkan ke investor ritel.

Sementara itu, reksadana berbasis sukuk dipilih untuk memanfaatkan relaksasi peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk reksadana syariah, yang memperkenalkan reksadana syariah hanya untuk memiliki satu jenis sukuk korporasi dalam portofolio.

Hanif menyebutkan, reksadana berbasis sukuk ini akan dilengkapi dengan fitur bagi hasil yang diharapkan dapat memberikan bagi hasil di atas delapan persen net kepada nasabah.

"Kami mengajak para investor untuk mulai berinvestasi di reksadana AVRAM (Avrist Asset Management) yang selalu memberikan solusi tersebut untuk investasi Anda," ujarnya.