Soal Blok Mahakam, Total dan Inpex Dijatah 30 Persen Saham

Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik (tengah).
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA.co.id – PT Pertamina (Persero) masih menunggu keputusan dari pihak Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation, terkait keikutsertaan mereka dalam pengelolaan Blok Mahakam. Pasalnya, Pertamina hanya akan melepas 30 persen sahamnya, bagi kedua perusahaan minyak dan gas bumi asing tersebut.

Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik mengatakan, pertemuan dengan pihak Total sebenarnya sudah dilakukan, namun belum ada kesepakatan yang terjalin sebagai hasil dari pertemuan tersebut.

Pertemuan yang dipimpin oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar itu, masih belum mampu membuat kedua perusahaan migas itu menyepakati besaran saham untuk mengelola Blok Mahakam.

"Pertemuan itu hanya membahas mengenai 30 persen porsi saham yang dibagi untuk dua kontraktor eksisting itu, tidak lebih. Karena kami sudah bilang, mandat kami itu 30 persen," kata Elia di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis 6 April 2017.

Elia mengaku, sampai saat ini pihaknya masih belum bisa memastikan apakah pihak Total sebenarnya berminat atau tidak untuk bergabung dalam pengelolaan Blok Mahakam. Karena, baik Pertamina maupun pemerintah masih akan menunggu keputusan tersebut, melalui surat yang akan dikirimkan. "Belum (ada pernyataan minat). Itu lah makanya dia (Total) perlu menulis surat kan," ujar Elia.

Elia menegaskan, keputusan bahwa Pertamina akan menjadi operator di Blok Mahakam sebenarnya sudah disetujui oleh pihak Total maupun Inpex. "Oleh karenanya, di awal tahun 2018 mendatang Pertamina tetap akan mengelola Blok Mahakam, baik dengan atau tanpa keterlibatan dua perusahaan migas asing tersebut," kata Elia.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, di Blok mahakam sendiri akan dilakukan pengeboran sumur (drilling) di 8 titik yang ada.

Dia menilai, kedelapan titik pengeboran tahun ini masih akan dilakukan operator eksisting, walaupun memang rencana ini turun dari target sebelumnya yakni sebanyak 18 titik. "Kan masih ada dengan Total. Bridging agreement-nya saja kapan. Kami berusaha realistis," ujar Syamsu. (mus)