PLTGU Cilegon Menanti Jaminan Pasokan Gas
- Fikri Halim/VIVA.co.id
VIVA.co.id – PT Indonesia Power, anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara menanti keputusan terkait kontrak pasokan gas untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap Cilegon. Sebab, kontrak dengan salah satu perusahaan pemasok akan habis pada 2018.
Salah satu perusahaan pemasok gas, yakni China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) SES, Ltd akan berakhir kontraknya dengan Indonesia Power pada 5 September 2018.
General Manager Unit Jasa Pembangkitan PLTGU Cilegon, Zuhdi Rahmanto mengatakan, induk perseroan yakni PLN diharapkan bisa mengakomodasi gas yang dibutuhkan. Karena, kontrak dengan CNOOC SES yang akan berakhir pada 2018 itu cukup besar, yakni mencapai 80 Billion British Thermal Unit (BBTU) per hari.
"Kami harap tentu akan berlanjut pasokannya, tapi masih belum tahu kepastiannya, karena nanti akan dibahas dulu di level lebih tinggi (PLN)," kata Zuhdi di Cilegon, Banten, Kamis 6 April 2017.
Kontrak alokasi gas yang akan berakhir pada 5 September 2018 antara CNOOC SES Ltd dan Indonesia Power untuk PLTGU Cilegon itu, juga bertepatan dengan berakhirnya masa kontrak CNOOC di blok South East Sumatera (SES), yang sudah diputuskan pemerintah untuk selanjutnya dikelola oleh Pertamina.
Menurut Zuhdi, peran pembangkit satu-satunya di Cilegon yang berbahan bakar gas di wilayah barat Jawa ini cukup vital, karena PLTGU Cilegon merupakan bagian dari sistem transmisi Jawa-Bali, yang sebagian besar disalurkan kepada pelanggan industri.
"Melalui transmisi 150 KV dan ditujukan untuk sistem listrik Jawa Bali. Itu dinikmati pelanggan Banten, karena di sini banyak industri. Utamanya untuk penuhi kebutuhan industri," katanya. (art)