Sampai 30 Maret, RI Sudah Jual Surat Utang Rp265,7 Triliun
- Istimewa
VIVA.co.id – Kementerian Keuangan mengungkapkan realisasi penerbitan surat utang negara sampai dengan 30 Maret 2017 telah mencapai Rp265,7 triliun. Artinya, sudah terealisasi 38,71 persen dari target pembiayaan yang dipatok dalam anggaran pendapatan dan belanja negara 2017, yang sebesar Rp686,7 triliun.
Dari jumlah tersebut, pemerintah menerbitkan surat berharga syariah negara sebesar Rp96,4 triliun atau 48,90 persen dari target APBN sebesar Rp197,2 triliun. Sementara untuk penerbitan surat utang negara konvensional mencapai Rp169,3 triliun atau 34,61 persen dari target APBN sebesar Rp489,3 triliun.
Direktur Jenderal Pengelolaan, Pembiayaan dan Risiko dari Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan, mengungkapkan bahwa realisasi tersebut sudah sejalan dengan strategi pengelolaan utang pemerintah. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pemerintah menerapkan strategi mengoptimalkan pembiayaan pada semester satu atau front loading.
Menurut Robert, tahun ini strategi front loading dalam pembiayaan lebih dibutuhkan. Dikarenakan, kemungkinan akan ada tren kenaikan suku bunga usai penyesuaian suku bunga Fed Fund Rate di Amerika Serikat.
“Secara garis besar, front loading kami implementasikan dalam rangka antisipasi kenaikan Fed Fund Rate. Tingkat bunga secara umum meningkat, baik international bonds atau rupiah,” kata Robert, Jakarta, Kamis 30 Maret 2017.
Robert memastikan tahun ini pemerintah masih menerbitkan obligasi valuta asing dalam denominasi AS, Euro, dan Yen Jepang. Pemerintah dalam waktu dekat belum akan menambah instrumen obligasi valuta asing.
“Kajian mengenai diversifikasi instrumen dengan maksud supaya basis investornya beragam sudah kami lakukan. Sejauh ini, kami cukup nyaman dengan tiga ini. Kami tidak ingin terlalu banyak mengambil resiko mata uang,” ujarnya. (ren)