Laba Garuda Indonesia Menukik 89 Persen
- ANTARA FOTO/Moch Asim
VIVA.co.id – PT Garuda Indonesia Tbk mencatat laba bersih sepanjang 2016 turun sebesar 89,45 persen menjadi US$8,069 juta dibanding tahun sebelumnya sebesar US$76,48 juta.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), meski pendapatannya meningkat 13 persen menjadi sebesar US$3,86 miliar, namun beban usaha perseroan melonjak dari US$3,73 miliar di 2015 menjadi US$3,795 miliar di 2016.
Akibatnya, lonjakan beban tersebut membebani perolehan laba usaha perseroan, yang berujung pada merosotnya perolehan laba bersih tahun 2016.
Namun Direktur Utama Garuda Indonesia M Arif Wibowo mengatakan, pihaknya beserta anak perusahaan berhasil mempertahankan kinerja positif sepanjang 2016, dengan peningkatan penumpang baik Garuda Indonesia dan Citilink Indonesia yang naik menjadi 35 juta penumpang.
“Seperti kita ketahui tren pertumbuhan industri penerbangan di dunia khususnya Asia Pasifik mengalami tekanan sejak lima tahun terakhir, mulai dari perlambatan ekonomi global hingga memengaruhi daya beli masyarakat, namun Garuda Indonesia grup masih tetap bisa mempertahankan kinerja positifnya,” kata Arif di Jakarta, Kamis, 23 Maret 2017.
Sepanjang 2016, jumlah penumpang Garuda Indonesia Group tumbuh 6,19 persen menjadi 35 juta di 2016. Frekuensi penerbangan Garuda Indonesia juga meningkat 9,89 persen menjadi 274.969 penerbangan dari total 249,974 penerbangan pada 2015.
"Peningkatan frekuensi penerbangan tersebut sejalan dengan upaya perusahaan melakukan ekspansi jaringan penerbangan baik domestik maupun internasional," tuturnya.
Sementara mengenai perkembangan bisnis kargo, kata Arif, maskapai penerbangan pelat merah ini berhasil meningkatkan jumlah angkutan kargo menjadi 415,824 ton kargo, atau meningkat 18,22 persen dari 2015 yang mencapai 351,724 ton.
Sehingga, secara keseluruhan jumlah pendapatan pasar kargo pada 2016 tercatat US$219,15 juta, atau meningkat 16,65 persen dibandingkan 2015 sebesar US$187,87 juta.