Minyak Hiu, Bisnis Menjanjikan Nelayan Padang
- VIVA.co.id/Andri Mardiansyah
VIVA.co.id – Asrul Acin (68) nelayan asal Kota Padang Sumatera Barat ini mampu meraup keuntungan hingga puluhan juta rupiah dari berbisnis menjual minyak ikan Hiu.
Terbukti, sejak tahun 1968, minyak yang diperoleh dari hati Hiu itu, kini mampu menopang kehidupan keluarga Asrul.
"Hanya ada dua ikan yang bisa dijadikan minyak, yakni jenis Hiu Cucut Botol dan Hiu Mata Kucing, atau lazim disebut Hiu Macan," kata Asrul di kediamannya, Selasa 21 Maret 2017.
Menurut Asrul, saat ini, satu botol kecil minyak Hiu hasil olahannya dihargai Rp200 ribu di tingkat pengepul. Nantinya, minyak itu akan diekspor ke Jepang untuk diolah lebih lanjut.
Meski begitu, mengumpulkan minyak yang dipercaya untuk obat penyakit kulit, asma, kolesterol dan alergi itu, bukanlah perkara mudah. Asrul mengaku setidaknya ia harus melaut hingga satu bulan untuk mencari lokasi kawanan hiu.
Lalu, untuk mengumpulkan satu jeriken minyak Hiu dengan kapasitas 30 kilogram, maka Asrul harus mengumpulkan sedikitnya 30 ekor ikan hiu.
"Agar bisa dijadikan minyak, bagian hati yang kita ambil, diremas dan kemudian dijemur di bawah terik matahari," ujar Asrul.
Asrul tak menampik, jika saat ini, ia cukup kesulitan menemui hiu jenis Cucut Botol dan Hiu Macan di laut. Sebab, selain lokasi yang jauh, hiu jenis itu hanya hidup di kedalaman 300 meter.
Sehingga, meskipun Asrul menebar 700 mata pancing sekaligus ketika berburu hiu, belum tentu membuahkan hasil.
Tak dilindungi
Sementara itu, pemerhati Sumberdaya Kelautan Sumatera Barat Harfiandri Damanhuri menyebutkan, apa yang kini dijalankan oleh Asrul tidak dikategorikan pelanggaran.
Sebab, hiu jenis Cucut Botol dan Macan yang diburunya bukanlah jenis ikan yang dilindungi. Potensinya juga masih melimpah di lautan.
"Masa perkembangbiakan jenis hiu itu terbilang cepat. Dalam setahun, satu ekor hiu Cucut Botol atau Macan mampu satu atau dua kali reproduksi," kata Harfiandri.
Meski begitu, ia tetap mengingatkan, agar para nelayan tidak melakukan perburuan ikan itu secara massal dan berkelanjutan. Sebab, penangkapan itu juga akan bisa mengancam keberadaan mereka. (asp)