Kemenperin Dorong Industri Penunjang Pembangkit Listrik

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA.co.id – Kebutuhan pasokan energi dalam negeri yang semakin besar, Kementerian Perindustrian pun memprioritaskan pengembangan industri penunjang pembangkit listrik di dalam negeri.

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, mengatakan, industri penunjang pembangkit listrik harus dapat mendukung pemenuhan kebutuhan energi. Upaya ini diperlukan dalam peningkatan nilai tambah produksi.

Selain itu, diperlukan upaya untuk mempertahankan posisi Indonesia. Saat ini telah masuk jajaran 10 besar negara yang industrinya memberikan kontribusi terhadap nilai tambah dunia.

"Pemenuhan kebutuhan energi mutlak diperlukan untuk mempertahankan posisi tersebut," ujar Airlangga dalam keterangan tertulis resminya pada Rabu, 15 Maret 2017.

Industri penunjang pembangkit listrik nasional mampu memproduksi komponen, mulai dari trafo, transmisi hingga kabel. Kemudian, diharapkan bisa sepenuhnya memenuhi kebutuhan penunjang untuk program pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW) yang diikuti dengan program transmisi 46 kilometer (km). Tingkat komponen dalam negeri (TKDN) itu dapat 100 persen.

Dengan sudah mulai beroperasinya pabrik PT XD Sakti Indonesia di Cikarang yang memproduksi transformator tenaga bertegangan 70-500 kilo volt (kV), diharapkan dapat berkontribusi dalam pengadaan transmisi dan distribusi tenaga listrik di dalam negeri.

"Saat ini, sebagian besar kebutuhan transformator dengan ukuran tersebut 70-500 kV masih diimpor," ucapnya.

PT XD Sakti Indonesia ini merupakan joint venture antara XD Group China dan Central Cipta Murdaya (CCM) Group dengan investasi yang saat ini telah mencapai US$80 juta.

Pabrik ini memiliki kapasitas produksi sebesar 10.896 MVA per tahun, yang menjadikannya pabrik transformator tenaga terbesar di Asia Tenggara.

General Manager XD Group China, Zhang Ya Lin’ menyampaikan komitmennya untuk memasok energi dan peralatan transmisi yang andal ke Indonesia. Ia menyampaikan bahwa perusahaannya ingin berkontribusi dan berbagi pengalaman dalam pembaruan konstruksi jaringan listrik di Indonesia.

Kemenperin mencatat, perusahaan dalam negeri telah sanggup memproduksi barang modal untuk memasok pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan seperti pembangkit. Di antaranya, produsen turbin berkapasitas hingga 27 MW sebanyak 3 perusahaan, generator hingga 10 MW (2 perusahaan), boiler sampai 660 MW (10 perusahaan), transformator (5 perusahaan), kompresor (2 perusahaan), pressure vessels (2 perusahaan), dan panel (3 perusahaan).

Selanjutnya, KWH meter (5 perusahaan), pompa industri (4 perusahaan), elektromotor (2 perusahaan), konstruksi dan rekayasa atau engineering, procurement and construction (12 perusahaan) dan industri baja (12 perusahaan). (art)