Stok Melimpah Harga Minyak Tergelincir
- CNBC
VIVA.co.id – Harga minyak mentah dunia turun pada perdagangan Selasa atau Rabu WIB, 15 Maret 2017. Penurunan itu setelah adanya laporan kenaikan produksi minyak mentah, dan dolar AS yang menguat menjelang keputusan bank sentral AS atau The Fed yang diharapkan menaikkan suku bunga.
OPEC secara mengejutkan telah mengumumkan terjadi kenaikan stok minyak global, dan kenaikan produksi minyak terbanyak berasal dari anggota terbesar yaitu Arab Saudi.
Pengumuman tersebut membuat kenaikan harga minyak yang telah terjadi selama hampir tiga bulan ini terhapus.
Dilansir dari Reuters, Rabu 15 Maret 2017, harga minyak mentah AS CLc1 ditutup turun 1,4 persen menjadi US$47,72 per barel, dan menyentuh titik terendah sejak 30 November 2016.
Sementara itu, harga minyak patokan dunia Brent LCOc1 turun 0,8 persen menjadi US$50,92 per barel.
"Tak satu pun dari data yang menunjukkan angin segar pada harga minyak," kata Kim Forrest, analis ekuitas senior Fort Pitt Capital Group di Pittsburgh.
Di bursa Wall Street, indeks saham utama jatuh, dengan sektor energi turun 1,1 persen. Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 44,11 poin atau 0,21 persen, ke posisi 20.837,37, S&P 500 kehilangan 8,02 poin atau 0,34 persen menjadi 2.365,45, dan Nasdaq Composite terkoreksi 18,97 poin atau 0,32 persen, ke level 5.856,82.
"Orang-orang akan melihat apa yang dikatakan Fed setelah pertemuan," kata Bucky Hellwig, wakil presiden BB&T Wealth Management di Birmingham, Alabama.
Dalam beberapa tahun terakhir, harga minyak memang terus tertekan, karena adanya kelebihan produksi jika dibandingkan dengan permintaan. Kesepakatan pengurangan produksi minyak sebenarnya sudah dimulai awal Januari 2017 dan akan berlangsung selama enam bulan atau berakhir pada Juni nanti. (art)