Penurunan Harga Minyak Bikin Wall Street Tertekan
- Reuters
VIVA.co.id – Bursa saham Wall Street Amerika Serikat jatuh pada penutupan perdagangan Selasa atau Rabu WIB. Pelemahan ini dipicu harga minyak yang turun ke level terendah sejak November, sehingga membuat saham-saham sektor energi terkoreksi.
Dilansir dari laman Reuters, Rabu 15 Maret 2017, indeks Dow Jones Industrial Average turun 44,11 poin atau 0,21 persen, ke level 20.837,37, S&P 500 kehilangan 8,02 poin atau 0,34 persen menjadi 2.365,45, dan Nasdaq Composite melemah 18,97 poin atau 0,32 persen, ke level 5.856,82.
Harga minyak turun ke level terendah sejak akhir November setelah OPEC melaporkan kenaikan persediaan minyak mentah global dan menaikkan perkiraan produksi pada 2017.
Sektor energi dalam indeks S&P 500 turun 1,1 persen dan menjadi penutupan terendah sejak 4 November. Saham Chevron anjlok 1,8 persen dan merupakan penurunan terbesar di Wall Street pada perdagangan Selasa waktu setempat.
Selain itu, sentimen lain yang menekan Wall Street adalah adanya penelitian dari sebuah lembaga independen yang menyatakan bahwa 14 juta warga AS akan kehilangan asuransi kesehatan pada tahun depan. Laporan ini berdampak pada pelemahan saham di operator rumah sakit.
Saham rumah sakit, HCA Holdings (HCA.N) tergelincir 1,5 persen, Tenet Healthcare (THC.N) turun 3,3 persen, Community Health Systems (CYH.N) menumpahkan 2,2 persen, dan LifePoint Kesehatan (LPNT.O) melemah 1,5 persen.
Sementara itu, saham penerbangan turun akibat badai salju melanda timur laut AS. Saham United Continental (UAL.N) turun 4,7 persen menjadi US$66,55, sedangkan Southwest Airlines (LUV.N) melemah 3,0 persen, dan American Airlines (AAL.O) kehilangan 2,7 persen.
"Tak satu pun dari data yang bisa memberikan angin segar kepada harga minyak," kata Kim Forrest, analis ekuitas senior Fort Pitt Capital Group di Pittsburgh.
Sebanyak 6,23 miliar saham diperjualbelikan di bursa AS, dibandingkan dengan 6,93 miliar rata-rata harian selama 20 sesi terakhir. (art)