Langkah Ini Turunkan Kredit Bermasalah Bank Syariah Mandiri
- VIVA.co.id/Romys Binekasri
VIVA.co.id – Anak usaha PT Bank Mandiri Tbk, yaitu PT Bank Syariah Mandiri, mencatat sepanjang 2016, dapat menekan angka kredit bermasalah, atau perbaikan Non Performing Finance semula 6,1 persen per Desember 2015, menjadi 4,9 persen per Desember 2016.
Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Agus Sudiarto menyampaikan, sementara angka Non Performing Finance/NPF (net), perseroan dapat menurunkan dari 4,1 persen per Desember 2015 menjadi 3,1 persen per Desember 2016.
’’Alhamdulillah, kinerja kami sudah on track, makin membaik,’’ ujarnya di Graha Mandiri Jakarta, Rabu, 1 Maret 2017.
Agus menjelaskan, sepanjang 2016, manajemen mulai mengimplementasikan Corporate Plan 2016-2020, setelah pada 2014 dan 2015, melakukan konsolidasi untuk fokus menangani pembiayaan bermasalah.
"Sepanjang tahun 2016, Manajemen melakukan penguatan fungsi tiga pilar, dari bisnis, risiko dan operasional," tuturnya.
Agus menjelaskan, perseroan membentuk pusat komando untuk memonitor nasabah yang menunggak. Lalu, pengimplementasian pemberhentian dan kebijaksanaan baik per produk maupun per unit atas dasar threshold.
Selain itu juga meningkatkan kemampuan dan kompetensi tenaga kerja dalam program penghargaan berupa insentif penagihan, serta melakukan lelang jaminan.
Dengan semua langkah tersebut, kata Agus, manajemen berhasil membukukan laba operasional sebelum beban Penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP), atau Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) sebesar Rp1,60 triliun.
Secara konsisten perseroan juga memperkuat rasio pencadangan dengan membentuk biaya PPAP sebesar Rp1,17 triliun. ‘’Sehingga, rasio cash coverage meningkat menjadi 67,25 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 58,11 persen," ujarnya. (asp)