Jackie Chan Akan Ikut dalam Film Laga Kolosal Sulawesi
- VIVA.co.id/Yasir
VIVA.co.id – Aktor asal Hongkong, Jackie Chan, dikabarkan akan ikut berlaga dalam film Pamanca The Movie. Hal itu diungkapkan Produser Eksekutif, Muhammad Basir guna meningkatkan mutu dan daya tarik dari film garapannya itu.
"Kami optimis Jackie Chan bisa kita ajak," kata produser yang akrab disapa Den Raffi kepada VIVA.co.id di Makassar, Selasa, 28 Februari 2017.
Den Raffi menjelaskan, filmnya itu terinspirasi dari budaya dan sejarah sosial masyarakat Sulawesi Selatan yang nyaris dilupakan saat ini, yakni Pamanca. Menurutnya, budaya Pamanca dikenal dengan atraksi-atraksi yang cukup ekstrem, seperti kebal dengan senjata tajam hingga perkelahian dengan badik dalam satu sarung (sitobo lalang lipa’).
Secara umum, Pamanca dalam film garapan Rafindo Galesong itu berkisah seorang para prajurit pemberani atau "tobarani" pada jaman penjajahan Indonesia oleh Belanda. Ia dikenal dengan segala keberaniannya menyelesaikan pertarungan dan penyelamatan.
Sadar Jackie tak suka berperan sebagai aktor antagonis, Den Raffi membeberkan peran Jackie Chan nantinya sebagai orang pribumi yang bertarung melawan penjajah Belanda dengan aksi kebal senjata tajam hingga peluru. Namun, Ia enggan membocorkan apakah Jackie berperan sebagai aktor utama atau bukan.
"Soal bayaran (Jackie) pastilah sangat sulit. Tapi untuk memajukan perfilman, mudah-mudahan Jackie mau ikut bermain sama kita," tuturnya.
Dia juga masih merahasiakan nama-nama artis lainnya yang akan dilibatkan. Meski begitu, Ia mengaku jika akan melibatkan sejumlah artis grade A atau level A tingkat nasional.
Lebih lanjut dijelaskannya, film bergenre kolosal ini akan diproduksi dengan menggunakan efek yang dilengkapi kamera serta pendukung lainnya yang mumpuni. Ia bahkan menyebut seperti film-film sekelas Lord of The Ring.
Hal senada diungkapkan penulis skenario Pamanca The Movie, Barnadi Zakaria. Ia mengatakan film garapannya nanti merupakan film fantasi sejarah seperti Lord of the Ring, kisah romatis seperti film Habibie-Ainun, Tenggelamnya Kapal Van Der Wick, dan action seperti film-film master silat.
"Kami didukung oleh kamera yang mumpuni untuk itu. Jadi film juga fantasi sejarah. Kami juga nantinya ingin menghindari perdebatan soal sejarah Pamanca," ujarnya.
Barnadi membocorkan, pertarungan tobarani di atas perahu penjajah Belanda akan dipenuhi efek bak kebal peluru.
"Salah satu golden scene kita adalah sitobo lalang lipa (saling tusuk dalam sarung)," bebernya.
Pamanca sendiri, kata dia, bukan melulu perkelahian atau kekerasan. Tapi, secara filosofis Pamanca adalah bagaimana menjadi manusia. "Ada makna filosofis di baliknya," katanya.
Den Raffi menyatakan optimis bahwa produksi film budaya dan sejarah ini akan diminati, tidak hanya di Sulsel, tapi juga seluruh Indonesia. Saat ini beberapa kru sedang mencari lokasi untuk pembuatan trailer.
"Rencananya pada Maret ini kita akan melakukan konferensi pers bersama kalangan media," ucapnya.