Ziarah: Perjalanan Menuju Liang Lahat Belahan Jiwa

Film Ziarah
Sumber :
  • Instagram Film Ziarah

VIVA.co.id – Kisah cinta tentang dua insan, kerap kali digambarkan dalam sebuah film. Banyak bentuknya, mulai dari menjalin kasih sampai berusaha melupakan perasaan yang dahulu pernah ada.

Namun, apa jadinya kalau kisah cinta itu menceritakan seseorang yang melakukan perjalanan jauh demi mencari makam sang belahan jiwa? Semuanya dijawab dalam film berjudul Ziarah.

Dikisahkan, seorang nenek renta berusia 95 tahun, Mbah Sri (Ponco Sutiyem), telah terpisah dengan sang suami, Prawiro sejak Agresi Militer Belanda II di Yogyakarta, tahun 1948. Suaminya adalah tentara yang diduga kuat gugur dalam peperangan.

Sekian lama mencari informasi, Mbah Sri tak kunjung menemukan Prawiro, sekali pun itu liang lahatnya. Ia pun semakin renta ditemani kesepian, sementara teman-temannya telah menghadap Illahi dan dimakamkan tepat di sebelah pasangannya masing-masing.

Keinginan sederhana Mbah Sri untuk yang terakhir kalinya adalah mendapatkan lokasi makam sang suami, lalu berniat untuk dikuburkan di sebelahnya kelak bila sudah tiba di akhir usia. Sampai akhirnya, seorang veteran mengaku kenal Prawiro dan sedikit hafal di mana suami Mbah Sri gugur.

Tak tinggal diam, Mbah Sri bergegas menuju tempat itu melalui perjalanan yang cukup panjang. Seringkali, sang cucu bernama Prapto (Rukman Rosadi) ikut membantu pencarian neneknya.

Ziarah yang digarap oleh sutradara B.W. Purbanegara, banyak menekankan torehan luka lama yang membekas dalam benak bangsa Indonesia. Sehingga, tema yang hadir dalam film ini tak melulu soal cinta, tapi juga kultur, budaya, dan sosial masyarakat.

"Saya pernah jadi relawan di Aceh, dan melihat bahwa para korban selamat akhirnya bisa berdamai dengan tragedi itu. Saya ingin menekankan makna berdamai dengan masa lalu, bahwa yang sudah terjadi, ya terjadilah," kata B.W. Purbanegara.

Ditulis dua tahun lamanya, Ziarah hadir lewat visual yang menakjubkan serta alur cerita nan memikat. Bahkan, ia sempat masuk nominasi dalam Festival Film Indonesia 2016.