Penguatan Rupiah Tertahan Sentimen Positif Ekonomi AS
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Laju penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tampaknya terhalangi oleh sentimen-sentimen global, terutama dari kembali menguatnya laju dolar paman sam karena sejumlah sentimen positif di negara tersebut.
"Meski terdapat peluang bagi Rupiah untuk kembali melemah namun, kami harapkan dapat lebih terbatas," kata Analis PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, di Jakarta, Kamis 16 Februari 2017.
Namun, Reza menjelaskan, sentimen dari pemberitaan mundurnya Penasehat Presiden AS Donald Trump akan dapat melemahkan dolar, sehingga rupiah pun dapat memanfaatkan momen tersebut untuk dapat melaju di jalur hijau.
Meskupun demikian, Reza mengingatkan, jelang pernyataan Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Janet Yallen, yang akan menaikkan suku bunga pada Maret mendatang, dapat membuat pergerakan dolar cenderung positif.
"Harapan akan adanya pembalikan arah menguat pun kembali tertunda," tuturnya.
Pelaku pasar juga diharapkan berhati-hati dan melakukan antisipasi jika nantinya terdapat imbas dari sentimen-sentimen negeri paman sam yang dapat membuat adanya pelemahan rupiah lanjutan.
"Masih adanya imbas dari rencana Presiden Trump yang akan melakukan pembaruan pajak membuat laju dolar masih bergerak naik," ujarnya.
Pihaknya memperkirakan, rupiah hari ini akan bergerak dikisaran Rp13.337 hingga Rp13.318 per dolar AS.
Berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Bank Indonesia, rupiah cenderung stabil di angka Rp13.330 per dolar AS pada Senin dan Selasa lalu. Sementara itu, hari Rabu pasar keuangan ditutup untuk libur nasional pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak di beberapa daerah. (ren)