Ada Manipulasi, BEI Atur Penutupan Perdagangan Harian

Suasana di Bursa Efek Indonesia.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA.co.id – PT Bursa Efek Indonesia mengatakan, pihaknya akan segera mengatur aktivitas transaksi menjelang penutupan perdagangan saham harian. Hal itu lantaran sejak tiga bulan terakhir ada indikasi manipulasi melalui pembentukan harga penutupan.

Menurut Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI Alpino Kianjaya, merespons kondisi saat ini, pihaknya akan mengupayakan untuk memastikan bahwa aktivitas transaksi berjalan wajar.

"Hal itu berakibat pada IHSG (indeks harga saham gabungan). Tadinya hijau, namun tiba-tiba menjadi merah yang tergerus. Ini tidak masuk akal," ujar Alpino di Gedung BEI Jakarta, Kamis 2 Februari 2017.

Alpino menjabarkan, saat pra penutupan perdagangan harian pada pukul 15.50 WIB hingga 16.00 WIB, investor bisa melakukan perintah transaksi dan dengan volume permintaan terbanyak akan membentuk harga.

Selanjutnya, kata dia, aktivitas transaksi itu akan memengaruhi pergerakan IHSG. “Kami mengetahui level IHSG terbentuk oleh transaksi saat pra penutupan. Dan, dari pukul 16.00 WIB sampai 16.15 WIB adalah waktu post-trading. Jadi, investor dapat membeli dengan harga pra penutupan,” tuturnya.

Praktik transaksi menjelang penutupan tersebut, kata dia, banyak yang dilakukan secara tidak transparan pada saham-saham unggulan, atau blue chips yang menjadi penopang IHSG. 

Alpino menyebutkan, saat ini BEI sudah membentuk tim khusus yang sedang menggodok peraturan yang lebih transparan untuk kegiatan transaksi menjelang penutupan perdagangan harian.

“Kami sedang memikirkan, saat sesi kedua perdagangan berakhir. Mestinya, di situ perhitungan IHSG sudah selesai, sehingga tidak bisa dipermainkan lagi. Kalau pun ada perubahan harga saham-saham pada saat pra penutupan, hanya untuk saham itu saja,” ujarnya.

Alpino menyatakan, saat ini, pihaknya sudah mengimbau kepada Anggota Bursa (AB) untuk memperhatikan nasabah yang sering kali melakukan marking the close. “Mereka (AB) yang tahu nasabahnya melakukan itu, maka perlu melakukan pengawasan,” kata dia. (asp)