Rig di AS Bertambah, Harga Minyak Naik Terbatas
- reuters
VIVA.co.id – Harga minyak mentah dunia pada Selasa kemarin, ditutup naik, setelah berita produsen top minyak dunia memangkas produk bulan ini melebihi proyeksi yang diharapkan. Selain itu, minyak naik karena nilai tukar dolar Amerika Serikat, merosot dibandingkan mata uang dunia lainnya.
Dilansir dari laman Reuters, Rabu 1 Februari 2017, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 18 sen menjadi di US$52,86 per barel, sedangkan harga minyak Brent naik 45 sen menjadi US$55,68 per barel.
Dalam sebuah survei Reuters menunjukkan pasokan minyak mentah pada Selasa kemarin, terlihat dari 11 anggota OPEC catatkan produksi rata-rata 30 juta barel per hari (bph) pada bulan Januari, sedangkan dibandingkan Desember mencapai 31,1 juta bph.
Dengan demikian, secara keseluruhan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak telah mencapai pengurangan produksi sebesar 82 persen, atau jauh di atas perkiraan pasar. Hal itu, tentunya lebih besar dari target, yaitu sebesar 60 persen.
Kemudian, naiknya harga minyak juga didukung oleh pelemahan dolar AS yang turun sebesar 0,8 persen terhadap seluruh mata uang. Penurunan dolar AS juga tercatat terus terjadi sejak Maret tahun lalu.
Sebelumnya, pada awal pekan ini harga minyak mentah dunia sempat alami penurunan yang disebabkan oleh meningkatnya pengeboran minyak, atau Rig di AS. Pelaku pasar khawatir naiknya pengeboran bisa pengaruhi kesepakatan OPEC untuk turunkan produksi.
Berdasarkan data Administrasi Informasi Energi AS, produksi minyak mentah AS telah meningkat sebesar 6,3 persen dibandingkan Juli tahun lalu, yang mencapai sembilan juta barel per hari, sehingga ini diperkirakan akan menahan laju peningkatan harga minyak. (asp)