Pabrik Ini Punya Fasilitas Riset Herbal

Kemenkes berkunjung ke pabrik SOHO
Kemenkes berkunjung ke pabrik SOHO
Sumber :
  • Media release/ Public Relation SOHO Global Health

VIVA.co.id – Minat masyarakat terhadap produk jamu masih tinggi, Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, 49 persen rumah tangga di Indonesia memanfaatkan ramuan.

Hal tersebut menunjukkan animo masyarakat Indonesia terhadap jamu masih tinggi, sehingga industri jamu semakin meningkatkan kualitasnya. Selain itu, penelitian soal tanaman obat yang digunakan juga semakin banyak.

Meski demikian, pemakaian jamu atau obat herbal juga tidak bisa sembarangan dan wajib memenuhi kaidah empat tepat dan satu waspada (4T+1W) yaitu, tepat penggunaan, tepat pemakaian, tepat obat herbal, tepat dosis dan cara pemberian dan waspada efek samping.

Dalam rangka mewujudkan pengembangan tradisi jamu menjadi obat herbal 4T+1W tersebut, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memberikan pelatihan dan peningkatan kapasitas dokter dalam pelayanan Medik Herbal.

25 dokter peserta pelatihan, yang berasal dari 25 provinsi di Indonesia, diberikan kesempatan untuk melakukan kunjungan PT.SOHO Global Health, di kawasan industri Pulo Gadung pada Senin, 30 Januari 2017.

Kunjungan tersebut untuk melihat bagaimana PT SOHO memanage fasilitas Research and Development, serta fasilitas produksi obat herbal dengan standar mutu tinggi.

Berdasarkan rilis yang diterima VIVA.co.id pada 30 Januari 2017, PT SOHO terpilih menjadi salah satu lokasi kunjungan karena memiliki SOHO Centre of Excellence in Herbal Research (SCEHR) sebagai pusat pengembangan.

Selain itu, perusahaan ini juga memiliki pendekatan yang disebut dengan Seed to Patient untuk memastikan proses pengembangan, mulai dari bibit sampai menjadi obat yang diterima pasien atau konsumen dilakukan dengan proses yang ketat sehingga menghasilkan produk berkualitas tinggi secara konsisten.

Menurut Made Dharma Wijaya, Executive Vice President Supply and Operations, SOHO Global Health, perusahaannya telah mendapatkan sertifikasi CPOB (Cara Pembuatan Obat Yang Baik), CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) dari Badan POM dan sistem manajemen Mutu ISO 9001:2008.

"Kami sangat senang menerima kunjungan bapak dan Ibu dokter dari 25 provinsi dari seluruh Indonesia. Harapan kami, semoga kami sebagai produsen dalam negeri dapat turut memberikan kontribusi  dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional, antara lain dapat dimasukkannya obat herbal dalam formularium nasional dan dalam turut serta berpartisipasi aktif dalam membangun kemandirian bangsa dalam obat herbal yang bermutu, sesuai dengan program pemerintah, terutama PP 6/2016," ujarnya.