Minyak Dunia Naik, Pertamina Efisiensi Jaga Harga BBM
VIVA.co.id – Harga minyak dunia pada Senin 30 Januari 2017, masih berada di kisaran US$53 per barel untuk minyak mentah West Texas Intermediate. Sedangkan minyak mentah Brent, bertengger di kisaran US$55,49 per barel.
Sebagai negara yang merupakan net importir, Indonesia tentu akan mengalami tekanan terhadap kenaikan harga minyak dunia. Sehingga, sejumlah langkah telah dilakukan sejumlah pihak mengatasi hal tersebut.
Direktur Utama PT Pertamina, Dwi Soetjipto mengatakan, pihaknya terus melakukan efisiensi untuk menekan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bagi masyarakat. Untuk awal Februari, pihaknya belum bisa memastikan, apakah ada kenaikan, atau justru penurunan harga BBM.
"Ya, kita lihat (naik, atau tidak), kita akan fight dulu untuk efisiensi, sehingga kalau bisa kenaikan-kenaikan itu masih bisa ditahan dan sebagainya. Kita lihat, bagaimana pembicaraan dengan pemerintah," kata Dwi di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Senin.
Pemangkasan produksi oleh anggota negara-negara pengekspor minyak (OPEC) dan non OPEC, diakuinya, berdampak kepada harga minyak dunia. Namun, harga itu disebut masih pada kisaran keseimbangan baru.
"Harga naik, pasti investor akan bergairah untuk investasi di situ. Lalu, produksi akan naik, dan kelebihan produksi itu juga akan menekan kenaikan (harga) tadi, sehingga akan masuk daripada keseimbangan yang baru, keseimbangan yang baru itu saya pikir di angka US$50-60 per barel," kata dia.
Dengan adanya efisiensi, lanjut Dwi, diharapkan akan dapat memperbaikinya kinerja perseroan. Sehingga, harga bagi masyarakat dapat memberikan harga yang terbaik.
"Setelah efisiensi kita lakukan, tentu kita lihat nanti kinerjanya seperti apa. Mungkin, kita harapkan bisa lebih baik kinerjanya untuk bisa mendukung tekanan-tekanan di harga jual, supaya kita bisa mendukung kebijakan pemerintah untuk harga BBM bagi masyarakat," tutur mantan Direktur Utama PT Semen Indonesia itu. (asp)