Bos Teknologi Rapatkan Barisan Lawan Keputusan Trump
- REUTERS/Jonathan Ernst
VIVA.co.id – Gelombang protes terhadap keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait larangan imigran tujuh negara muslim masuk ke AS terus mengalir. Para bos perusahaan teknologi merapatkan barisan menentang kebijakan Trump.
Misalnya Chief Executive Officer SpaceX Elon Musk. Miliuner teknologi AS itu menggalang konsensus di kalangan pebisnis eksekutif dikirimkan sebagai saran dan harapan bisa mengubah keputusan kontroversial Trump tersebut.
Perlawanan yang dilakukan Musk tergolong menarik. Sebab, pendiri SpaceX itu diketahui menjadi salah satu barisan penasihat Trump dalam tim bisnis.
“Banyak orang terkena dampak negatif akan kebijakan ini adalah pendukung kuat dari AS. Mereka telah melakukan hal yang benar, tidak salah dan tidak layak untuk ditolak," tulis Musk di akun Twitternya.
Dikutip dari USA Today, Senin, 30 Januari 2017, sejumlah perusahaan teknologi yang yang telah berbaris menolak kebijakan Trump itu mulai dari Google, Microsoft, Apple, Netfilx, Airbnb, Lyft, hingga Uber.
Gelombang perlawanan tak hanya muncul dari bidang teknologi saja. Perusahaan di bidang lainnya juga turut bersuara menolak. Misalnya Disney, JPMorgan, sampai Walmart.
Berikut sejumlah petinggi yang telah menyatakan menolak kebijakan Trump soal larangan imigran masuk ke AS:
1. GM CEO Mary Barra
2. CEO JPMorgan Jamie Dimon
3. CEO BlackRock Larry Fink
4. CEO Disney Bob Iger
5. CEO Walmart Doug McMillon
6. Mantan CEO Boeing Jim McNerney
7. CEO PepsiCo Indra Nooyi
8. CEO Uber Travis Kalanick
9. CEO Blackstone Stephen Schwarzman
10. CEO Global Partners Patomak Toby Cosgrove
11. CEO Boston Consulting Group Group Rich Lesser
(ase)