Wapres JK: Berpikirlah Seperti Gojek, Grab dan Uber
- VIVA.co.id/ Agus Rahmat.
VIVA.co.id – Permasalahan transportasi di Indonesia – terutama kemacetan lalu-lintas – telah menjadi momok di masyarakat – khususnya warga Ibu Kota. Setiap orang tentunya menginginkan moda angkutan yang lebih manusiawi, nyaman dan memenuhi semua prinsip-prinsip utama transportasi.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam diskusi “Transportasi Outlook 2017” di Hotel Borobudur hari ini. Wapres mengatakan, masyarakat perlu berpikir positif dalam membangun transportasi, meskipun pembangunan infrastruktur masih menjadi tugas besar bagi pemerintah.
Menurut dia, kemacetan pun bisa menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Hal itu sudah terbukti, dengan semakin berkembangnya transportasi berbasis aplikasi di Indonesia saat ini
"Berpikirlah seperti Gojek, Grab dan Uber, sehingga bisa menyelesaikan bagian-bagiannya. Bayangkan berapa partisipasi mereka membantu pecahkan kemacetan. Itu perkembangan yang luar biasa. Jangan lihat Indonesia dari masalah, tapi lihat dari kesempatan bisnis," ujar JK.
Dia mengatakan, dari sisi kemanusiaan, infrastruktur transportasi Indonesia sudah terbilang maju dari tahun ke tahun. Bahkan, masyarakat kini kelebihan sarana transportasi.
"Kalau dulu orang sering bergantungan naik bus kota, sekarang tidak. Kalau dulu anak dititip naik kereta api, sekarang tidak lagi. Sudah lewat pintu tol. Kalau dulu kekurangan sarana transportasi sekarang kelebihan, tapi kurang jalannya," ujar JK.
Untuk itu, lanjut dia, infrastruktur tetap menjadi kebutuhan bagi rakyat Indonesia. Kebutuhan itu akan terus meningkat seiring dengan perkembangan zaman.
"Infrastuktur itu syarat kebutuhan yang tidak berhenti. Lihat saja Donald Trump [Presiden AS]. Kebijakannya masih fokus bangun infrastruktur. Infrastuktur tidak pernah berhenti," ujar JK. (ren)