Meski Melemah, Rupiah Masih Berpotensi Menguat
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id – Setelah sempat menguat kemarin, rupiah kembali mengalami pelemahan hari ini. Dolar Amerika Serikat diperdagangkan rata-rata senilai Rp13.376.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, Kamis, 19 Januari 2017, rupiah melemah sebesar 48 poin dari perdagangan kemarin senilai Rp13.328 per dolar AS. Namun, rupiah tetap menguat dibandingkan perdagangan dua hari lalu yang dibanderol Rp13.381 per dolar AS.
Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengungkapkan, pihaknya memproyeksikan rupiah masih berpotensi menguat hari ini, seiring melemahnya dolar AS.
"Penilaian kami masih sama di mana pergerakan rupiah masih memiliki potensi penguatan lanjutan seiring momentum penguatan sejumlah mata uang yang memanfaatkan pelemahan US$," kata Reza di Jakarta, Kamis, 19 Januari 2017.
Pihaknya memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak dengan kisaran rentang batas bawah di level Rp13.355 dan batas atas di level Rp13.319.
Di sisi lain, pergerakan rupiah masih dipengaruhi gejolak terkait siklus repatriasi pendapatan dari investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI), dan juga investasi portofolio oleh asing di Indonesia. Ditambah, kondisi di ekonomi AS dimana suku bunga acuan oleh The Fed diperkirakan akan secara bertahap.
"Namun, tidak membuat kenaikan rupiah kali ini terhenti," tuturnya.
Selain itu, ketidakjelasan arah ekonomi AS jelang pelantikan Presiden Donald Trump dan imbas pernyataannya bahwa mata uang dolar AS terlalu kuat, kata Reza, membuat pergerakan dolar AS terdepresiasi.
"Di sisi lain, nilai tukar GBP (poundsterling) terapresiasi setelah pidato Theresa May dapat menenangkan kecemasan para investor. Laju rupiah pun selama perdagangan mampu bertahan di atas support," ujarnya.