Status Smartphone Debutan, ITB Siap Penuhi TKDN 30 Persen
- Dokumen Kemenristek
VIVA.co.id – Smartphone 4G LTE besutan dari Pusat Mikroelektronik Institut Teknologi Bandung berhasil go industri. Inovasi smartphone anak negeri itu dilanjutkan untuk produksi massal oleh Koperasi Digital Indonesia Mandiri di bawah label Digicoop, dengan tipe Digicoop 01.
Sebagai debutan dalam memproduksi smartphone, PME langsung memberanikan diri untuk menciptakan smartphone dengan dukungan jaringan 4G Long Term Evolution (LTE). Sementara itu, vendor-vendor smartphone yang namanya sudah mendunia masih mencicil memasukkan smartphone 4G ke Indonesia.
Vendor smartphone global belum semua produknya 4G LTE, lantaran terkendala aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang awal tahun ini menjadi 30 persen.
Advisory Board PME ITB, Adi Indrayanto, mengatakan, Digicoop 01 sudah memenuhi aturan TKDN 20,2 persen. Karena, Digicoop 01 terdaftar sebagai peluncuran produk pada 2016. Dengan demikian, komposisi TKDN Digicoop masih mengikuti aturan yang masih 20 persen TKDN.
Namun demikian, PME ITB akan mengikuti aturan terbaru. Adi menyatakan, ITB bersama mitranya telah siap memenuhi TKDN 30 persen pada tahun ini.
"(TKDN 30 persen) sudah menyanggupi. Memang upaya tidak mudah ya, harus ada HAKI-nya," kata Adi saat peluncuran Digicoop 01 di PT VS Technology Indonesia, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu 11 Januari 2017.
Untuk porsi hardware contohnya, Adi mengatakan, ITB sudah bisa membuat casing dan baterai secara mandiri. Untuk baterai, mereka bahkan berencana merangkul pihak terkait untuk membuat baterai lokal dan bisa digunakan oleh vendor smartphone lain.
Dari segi software, ITB bisa menciptakan launcher, ikon, dan inovasi split screen. Aplikasi yang terdapat pada Digicoop 01 saat ini, 100 persen merupakan hasil karya ITB.
"Itu bisa diklaim, cuma kan harus ada bukti, harus terdaftar HAKI. Nah, ini yang lama," ungkap dia.
Digicoop 01 tercipta atas hasil kerja sama antara PME ITB dan KoperasI Digital Indonesia Mandiri, PT Jalawave Integra sebagai investor, PT VS Technology Indonesia untuk manufaktur dan PT TSM membantu ITB dalam hal desain, termasuk impor komponen.
Riset sampai dengan inovasi smartphone ini didanai oleh Kemenristekdikti di bawah Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi.