Respons Batan soal Energi Nuklir Jadi Pilihan Terakhir
- BNPT
VIVA.co.id – Badan Teknologi Nuklir Nasional atau Batan menanggapi ucapan dua menteri yang menegaskan pemerintah belum melirik pemanfaatan nuklir. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan, menyebutkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir menjadi pilihan terakhir sebagai pemasok energi di Indonesia.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan, pemerintah lebih mendahulukan sel surya dan energi terbarukan dibanding nuklir.
Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto, menyatakan, apa yang disampaikan Jonan bukanlah hal yang baru lagi. Namun demikian, menurut dia, bukan berarti nuklir menjadi pilihan terakhir saat semua energi sudah habis.
"Sudah tertuang dalam Undang Undang Nomor 79 tahun 2014 bahwa nuklir adalah pilihan terakhir," kata Djarot saat ditemui di Kantor Batan, Jakarta, Selasa 10 Januari 2017.
Djarot menegaskan, isi UU tersebut tidak menyatakan nuklir akan dipakai jika semua pilihan sumber energi pemasok listrik habis. Pemerintah tetap terbuka memanfaatkan nuklir, jika energi fosil dalam keadaan kritis dan energi terbarukan tidak bisa memasok industri.
"Jadi ini (nuklir) jadi pertimbangan pemerintah," kata dia.
Djarot mengatakan, Batan terus berupaya mengejar peluang yang meski sedikit. Jika nanti pemerintah memutuskan go nuklir, mereka berharap masyarakat sudah 100 persen setuju, infrastruktur, dan sumber daya manusia (SDM) pun sudah mendukung.
"Kalau tidak perlu nuklir, ya sudah tidak pakai nuklir. (Jika) renewable energy tidak mencukupi, nuklir masuk," kata Djarot.