Cadangan Devisa Desember Tembus US$116 Miliar
- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id – Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia pada Desember 2016 mencapai US$116,4 miliar. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan posisi terakhir pada akhir November 2016 yang tercatat US$111,5 miliar.
Peningkatan tersebut berasal dari penerbitan obligasi global dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta pajak dan devisa minyak dan gas (migas) yang melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dari Sertifikat BI jatuh tempo
“Penerbitan global bond pada Desember sebesar US$3,5 miliar. Dari operasi moneter, BI menyerap lelang SBBI sebesar US$320 juta,” ungkap ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede melalui pesan singkatnya kepada VIVA.co.id, Senin 9 Januari 2017.
Josua menjelaskan, meningkatnya cadangan devisa juga ditopang masuknya dana asing dari pasar keuangan, bersamaan dengan dana repatriasi fasilitas pengampunan pajak. Pada akhirnya, kondisi ini membuat laju mata uang rupiah relatif stabil.
Berdasarkan catatannya, meskipun nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada Desember lalu sempat melemah tujuh persen dibandingkan bulan sebelumnya, pergerakan mata uang Garuda selama periode tersebut cenderung stabil.
“Terjadi foreign net buy sebesar US$754 juta di pasar obligasi, serta penurunan capital outflow di pasar saham,” katanya.
Otoritas moneter meyakini, posisi cadangan devisa per akhir Desember cukup untuk membiayai 8,8 bulan impor atau 8,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
“BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara.