Harga Cabai di Sampit Meroket Rp170 Ribu Per Kilogram

Ilustrasi-Cabai merah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

VIVA.co.id – Para pedagang cabai di Sampit Kalimantan Tengah terpaksa harus menggunakan angkutan pesawat udara untuk mendatangkan komoditas cabai ke kota tersebut. Hal itu disebabkan oleh habisnya pasokan cabai dari para petani lokal.

Salah satu pedagang cabai Jamal mengakui para pedagang saat ini harus mendatangkan cabai dari luar daerah Sampit seperti dari Sulawesi Selatan untuk memenuhi kebutuhan. Sehingga harga cabai di pasar Subuh Sampit yang merupakan sentra perdagangan sayur-mayur langsung membumbung tinggi.

"Tingginya biaya transportasi pengiriman cabai ini membuat pedagang terpaksa harus naikkan harga jual, namun pedagang khususnya agen mengaku tidak berani terlalu tinggi naikkan harga sebab khawatir dagangan tidak laku, sehingga hanya ambil sedikit keuntungan," jelas Jamal, Minggu 8 Januari 2017.

Saat ini, harga cabai di tingkat agen di Sampit Kalimantan Tengah mencapai Rp130 ribu per kilogram, sementara harga ditingkat pengecer bisa mencapai Rp170 ribu per kilogram. Tingginya harga tersebut diakui masih tetap dibeli masyarakat.

Jamal menambahkan, langkah para pedagang cabai di Sampit melakukan pengiriman dengan pesawat udara lantaran cabai adalah jenis sayuran yang tak bisa bertahan lama dan cepat busuk sehingga proses pengiriman harus dipercepat.

Pengiriman ini pun dilakukan melalui Bandara Hasanudin Makassar, dengan tujuan Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kemudian, dilanjutkan pengiriman melalui transportasi darat menuju Sampit yang memakan waktu sekitar sembilan jam perjalanan.

"Untuk satu kilogram cabai apabila menggunakan pesawat udara pedagang membayar sebesar Rp11 ribu per kilogram, sedangkan melalui darat dikenakan biaya sebesar Rp4.000 per kilogram," ujarnya.

Laporan: Didi Syachwani/TVONE