Kabar Baik, Kepercayaan Konsumen Kembali Pulih

Seorang warga sedang berbelanja di salah satu supermarket di Jakarta.
Sumber :
  • Antara/Wahyu Putro

VIVA.co.id – Naiknya optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ke depan membuat Indeks Kepercayaan Konsumen Desember 2016 yang disurvei Danareksa Research Institute naik sebesar 2,7 persen menjadi 101,9.

Kepala Ekonomi Danareksa Research Institute, Damhuri Nasution, naiknya Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) tersebut dibayangi kekhawatiran konsumen terhadap tinggi harga pangan. Konsumen yang khawatir tercatat mengalami kenaikan dari 70,2 persen menjadi 72,6 persen.

Kemudian, untuk komponen pembentuk IKK Desember 2016 terlihat komponen Indeks Situasi Sekarang (ISS) naik sebesar enam persen menjadi 85,0 dan Indeks Ekspektasi (IE) naik sebesar 0,9 persen menjadi 114,6.

"Naiknya ISS didorong oleh konsumen yang menilai lebih baik terhadap keadaan ekonomi dan lapangan kerja saat ini. Sementara, IE naik karena masyarakat semakin optimis pada prospek ekonomi dalam enam bulan mendatang," jelas Damhuri, dalam keterangan resminya kepada VIVA.co.id, Jumat 6 Januari 2017.

Dia menjelaskan, dengan naiknya optimisme konsumen Desember, ternyata belum tentu mendorong rencana konsumen membeli barang-barang tahan lama, sebab survei mencatat pada Desember hanya 29,87 persen konsumen yang berencana beli barang tahan lama dalam enam bulan ke depan atau turun dari survei bulan sebelumnya yaitu 30,97 persen. 

Lalu pada Desember 2016 pula, konsumen yang merasa yakin bahwa tekanan inflasi akan meningkat enam bulan mendatang naik sebesar 3,8 persen menjadi 187,4. Hal tersebut didorong oleh kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah menstabilkan harga.

Sementara itu, kepercayaan konsumen terhadap kemampuan pemerintah untuk melaksanakan tugas-tugasnya tercatat turun pada Desember 2016. Indeks Kepercayaan Konsumen terhadap Pemerintah (IKKP) turun sebesar 1,5 persen dari 100,5 menjadi 98,9. 

Turunnya IKKP hanya terlihat pada kemampuan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dengan indeks turun sebesar 6,3 persen menjadi 74,4. Sedangkan kemampuan mendorong pertumbuhan ekonomi menguat dengan indeks naik 1,6 persen menjadi 104,2. (adi)