Kenapa Bisa Pekerja China Serbu Indonesia?
- Businessinsider.com
VIVA.co.id – Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri mengakui, dari sekitar 74.183 tenaga kerja asing yang berada di Indonesia 28 persen di antaranya berasal dari China. Jumlah tenaga kerja asing China sebanyak 21.271 itu memang paling besar dibanding lainnya, baik dari Jepang, Korea Selatan, maupun India.
Namun Hanif menilai jika dominasi tenaga kerja asing (TKA) dari China itu merupakan hal yang wajar, mengingat pesatnya investasi yang masuk dari negeri tirai bambu tersebut ke Indonesia pada tahun ini.
"Jumlah TKA yang paling besar memang dari China. Tapi ini logis seiring peningkatan investasi dari China. Investasi mereka di Indonesia itu naik dari urutan 13 menjadi urutan ke-3 terbesar di Indonesia. Maka jumlah proyeknya juga lebih banyak," kata Hanif di kantornya, Jakarta, Kamis 29 Desember 2016.
Hanif menilai, besarnya investasi yang masuk dari China itu tentunya memiliki korelasi langsung bagi perekonomian Indonesia. "Karena itu kan juga membuka lapangan kerja kalau kita bicara manfaat dari proyeknya," ujar Hanif.
Meski demikian, Hanif menegaskan jika pihaknya dan pihak imigrasi telah membentuk Tim Pengawasan Orang Asing (Tim Pora), guna memantau para TKA itu secara periodik.
"Selain pengawasan periodik itu, kami juga ada pengawasan responsif yang mengecek laporan-laporan dari masyarakat," kata Hanif.
Tercatat, jumlah TKA bermasalah sampai akhir tahun ini mencapai 673 orang, dengan 587 orang untuk kasus tanpa identitas, dan sisanya terkait masalah penyalahgunaan izin, seperti penyalahgunaan jabatan, lokasi, domisili, dan lain sebagainya.
"Kalau hasil koordinasi kita dengan imigrasi, di imigrasi ada kasus-kasus yang terkait dengan WNA bermasalah itu sekitar tujuh ribuan kasus. Untuk kasus TKA sendiri ada 250 kasus. Jadi totalnya kasus-kasus TKA di Kemenaker dan imigrasi itu ada sekitar 837 TKA," ujarnya.
Senada dengan Menteri Ketenagakerjaan, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Thomas Lembong mengatakan realisasi investasi Tiongkok melonjak cukup tajam sejak 2014 lalu yang masih ada pada urutan kedelapan menjadi urutan ketiga, dengan investasi Januari hingga September 2016 mencapai US$1,6 miliar.
"Peningkatan realisasi investasi yang signifikan tersebut menjadi pemicu meningkatnya penggunaan TKA oleh investor Tiongkok yang ingin merealisasikan investasinya di Indonesia," jelas dia, dalam keterangan resminya, Kamis 29 Desember 2016.