YLKI: Persoalan Pangan di RI Tak Pernah Tuntas
- VIVA.co.id/Raudhatul Zannah
VIVA.co.id – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI menyatakan, hingga akhir tahun persoalan tentang penyelenggaraan pangan di Indonesia masih belum tuntas. Persoalan-persoalan itu belum tuntas diselesaikan sejak dimulai dari sisi hilir, menengah, dan hulu.
"Sebenarnya kita belum tuntas persoalannya tentang penyelenggaraan pangan di Indonesia yang notabenenya sudah merdeka lebih dari 70 tahun," kata Ketua Pengurus YLKI, Tulus Abadi dalam sebuah diskusi di Hotel Harris, Tebet, Jakarta, Kamis, 29 Desember 2016.
Dalam sisi hilir misalnya, Tulus mengatakan, adanya persoalan pada keamanan pangan. Seperti adanya fenomena-fenomena beredarnya pangan yang tidak aman konsumsi bagi masyarakat di pasar-pasar, baik pasar tradisional maupun pasar modern.
Sehingga, ia meminta agar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk membedah terkait fenomena-fenomena pangan tersebut.
"Saya kira nanti Badan POM bisa membedah tentang fenomena yang masih beredarnya pangan-pangan yang tidak aman di pasar tradisional dan modern yang sering ditemukan mengandung zat-zat yang tidak direkomendasikan untuk bahan pangan," kata Tulus.
Di sisi lain, adanya persoalan pangan yang belum terselesaikan dengan baik terdapat pada masalah fluktuasi harga dan pasokan. Kedua persoalan ini sering dibahas namun pelaksanaannya di lapangan bisa dikatakan belum sempurna.
"Fluktuasi harga pangan yang sering lonjak-lonjak, seperti cabai yang harganya naik terus. Dan harga sapi, di mana sebelumnya pemerintah telah mencanangkan harga daging Rp80 ribu per kilogram. Tapi saat ini masih bertengger di harga Rp100-120 ribu per kilogram, artinya target itu belum tercapai."
(mus)